Pergi


Dulu ketika masih kecil, setiap telepon bordering tengah malam atau subuh, pasti berita duka cita, pasti ada yang meninggal.  Jadi, suka deg-degan kalau telepon bordering di tengah malam.   Saya jadi suka berpikir, kenapa ya orang meninggal seringnya malam hari? Di saat orang-orang sedang tidur?

Ibu mertua saya pun begitu.  Setelah koma beberapa hari, ibu mertua sempat sadar dan menitipkan beberapa hal.  Nah, ketika ipar-ipar perempuan yang menunggui kami beristirahat ke hotel terdekat, tidak lama ibu mertua pergi.  Ya, ibu mertua pergi ketika tidak ditunggui seorangpun, di tengah malam.

Namun, ketika ayah pergi, beliau pergi siang hari, sekitar pukul 11 siang, tapi ada satu hal yang cukup menarik, ayah pergi ketika semua orang sedang sibuk, tidak ada yang memperhatikan.  Saya ingat, hari itu harusnya ayah akan dibawa ibu ke rumah sakit, namun ada saja hambatannya.  Ayah seperti menunda-nunda.  Saat itu, ayah sudah tidak mampu berjalan, sehingga hanya bisa duduk di kursi kerjanya yang kebetulan beroda.  Nah, ketika ayah sudah sampai di pintu rumah dan akan naik ke mobil, ada pasien ibu yang datang.  Ibu sudah ingin meminta pasiennya untuk berobat ke tempat lain, namun ayah bilang, tolong layani dulu pasiennya.  Ibu dan para asisten pun segera mengurus pasien tersebut dan ayah hanya duduk sendiri diperhatikan dari jauh oleh sopir kami .  Ayah pun pergi ketika duduk sendiri.  Sang sopir berkata, dia melihat ayah menghela napas kemudian memalingkan wajahnya dan pergi….

Seorang teman bercerita, mutual friend kami pergi, sayangnya dia bunuh diri, ketika semua orang di sekelilingnya sedang sibuk, sedang tidak memperhatikannya.  Dia adalah wanita pintar, berasal dari keluarga terpandang, juga mempunyai kehidupan keluarga yang baik dan kedudukan di pekerjaannya cukup tinggi.  Namun ternyata, ada hal-hal yang tetap membuat dia merasa putus asa.  Dan ketika dia pergi, teman-teman dan keluarganya baru menyadari, bahwa beberapa waktu terakhir, dia seperti menghilang, menyendiri.  Bahkan anaknya pun merasa di hari-hari terakhirnya ibunya agak jauh, namun anaknya memang sedang sibuk dan tidak membaca isyarat apa pun.

Ya, kadang-kadang kita baru menyadari adanya tanda-tanda itu setelah orangnya pergi.  Hal yang saya perhatikan sama adalah, kejadiannya ketika orang-orang tidak memperhatikan.

Bahkan seorang teman,dikelilingi keluarga dan temannya saat koma, begitu orang-orang yang membesuk sedang sibuk berbicara di luar, teman itu pergi.  Bukan ketika kami semua mengelilinginya, namun ketika kami keluar dari ruang ICU, di depan pintu, kami dipanggil oleh perawat.

Saya jadi menarik kesimpulan dari sekian banyak kejadian, orang pergi biasanya ketika kita tidak memperhatikan, istilahnya, ketika kita meleng, meleng hanya sedikit saja.

Namun, yang harus kita ingat adalah, maut memang di tangan Tuhan, jadi, siap atau tidak siap, hadapi saja lah….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...