Because I Care


Ketika terjadi banyak ledakan dan penembakan di kota saya, di saat itu lah kita bisa melihat siapa yang peduli pada diri kita dan mana yang kita juga peduli.  Juga di sana terlihat betapa grup WA juga peduli pada para anggotanya, sehingga sharing pun terus-terusan layaknya laporan pandangan mata.

WA group keluarga memang paling ramai, karena seorang paman memang bekerja di media, sehingga kami pun langsung dapat update.  Geng SMP saya pun yang perempuan semua langsung saling menasehati untuk tidak ke luar rumah dan malah menganjurkan saya segera pulang, karena kebetulan saya satu-satunya yang sedang beraktivitas di luar rumah.  Baiklah sis, terima kasih atas perhatiannya.

Yang pasti memantau saya adalah ibu, ibu minta saya baca chatting di grup keluarga.  Don’t worry mom, saya jauh kok dari lokasi kejadian dan sekarang malah mau jemput anak saya di sekolah.  Para mantan ajudan langsung BBM saya dan menanyakan posisi saya, dan saya pun langsung lapor bahwa sawa OTW home.  Teman penulis saya langsung WA, menanyakan dimanakah saya berada dan minta saya segera pulang.  Beberapa teman lainnya juga menanyakan posisi saya dan menyarankan saya untuk segera pulang.  Saya terharu, ternyata banyak yang peduli pada saya.

Sebaliknya, saya pun jadi ikut khawatir pada beberapa teman, baik yang lokasinya di dekat TKP, atau yang tiba-tiba saja terlintas di pikiran, because I care…

Saya pun segera mengirim pesan kepada teman-teman tersebut, menanyakan kabarnya atau hanya sekedar mengingatkan agar berhati-hati.  Ada yang merespons, sementara yang lainnya tidak merespons, yah mungkin mereka terlalu sibuk.  Tapi saya tidak ambil pusing, mau di jawab atau tidak, yang penting saya sudah mengkontak, menanyakan atau mengingatkan, because I care…..

Dan yang paling membuat saya, sebagai seorang ibu, menjadi sangat terharu, adalah ketika saya menjemput Adik di sekolah.  Adik bercerita, bahwa tidak semua murid pulang cepat, karena pak guru bilang, hanya murid yang sudah dijemput saja yang boleh pulang, sehingga masing-masing diminta mengecek dulu ke hall penjemputan.  Adik pun dengan pedenya bilang ke pak guru bahwa dia sudah dijemput, tidak usah mengecek dulu.  Pak guru pun heran, dari mana Adik tahu bahwa dia sudah dijemput.  Adik pun bilang, aku yakin Mama sudah jemput aku.  Saya pun jadi ingin tahu, kenapa Adik begitu yakin.  Adik pun bilang: ya iya lah Ma, Mama kan pasti langsung jemput aku kalau ada bahaya.  Sebagai seorang ibu, saya pun jadi sangat bahagia, karena ternyata anak saya yakin dan percaya bahwa ibunya akan selalu ada di saat genting.

Jadi, sisi baik dari kejadian mengerikan ini adalah, kita jadi tau siapa yang peduli pada kita dan sebaliknya, kita juga bisa mengukur, siapa yang kita sangat pedulikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...