Pelukan Ibu
Ma, peluk aku dong supaya aku ga mimpi buruk, supaya mimpiku indah.
Dulu, beberapa kali Adik bilang begitu ketika akan
tidur. Dan sekarang, tiba-tiba saya
teringat akan kata-katanya itu. Mungkin
memang benar, pelukan ibu bisa mengusir mimpi buruk dan malahan menciptakan
mimpi yang indah. Hmmm….
Saat saya diberhentikan tiba-tiba, saya tidak menangis di
pelukan ibu, karena memang ibu tidak berada di sekitar saya. Begitu pula ketika vonis dijatuhkan, saya
juga tidak menangis. Begitu pula ketika
kemalangan terus menerus menimpa saya, saya tidak menangis kepada ibu. Saya hanya bercerita dan paling meneteskan
setitik dua titik air mata.
Dulu saya selalu curhat sama ibu, apa pun yang menimpa
saya. Bahkan, saya pernah uring-uringan
seharian karena ibu batal menginap di rumah saya. Tadinya saya tidak sadar, sampai ketika ibu
menginap, saya begitu happy dan itu rupanya diperhatikan oleh sahabat saya. Sahabat saya bilang, oh, rupanya kamu
uring-uringan karena ibumu tidak jadi menginap ya? Artinya begitu berartinya sesi curhat saya
pada ibu, sehingga saya selalu menanti-nanti kesempatan itu.
Namun, ketika ibu semakin berumur dan permasalahannya malah
makin bertambah, ya masalah kakak, masalah adik, atau masalah aset Ayah, maka
seorang sahabat saya mengomeli saya, ngapain sih nambah beban ibu mu? Begitu katanya, ketika dia tahu saya selalu
curhat kepada ibu. Benar juga, pikir
saya. Saya memang jadi lega apabila
telah menceritakan semua kesusahan saya pada ibu, tapi apakah ibu tidak jadi
ikut kepikiran? Wah, kalo ibu jadi
kepikiran, begitu banyak beban pikirannya.
Dan saya yakin, ibu pasti memikirkan kesusahan anaknya. Jadi, saya telah ikut berkontribusi menambah
bebannya. Sejak saat itu, saya berusaha
tidak menceritakan masalah saya pada ibu.
Ibu pun sempat protes, ibu bilang, kalau ibu tidak tau apa masalahmu,
bagaimana ibu mau mendoakan? Saya pun
menjawab, ibu tolong doakan yang terbaik saja buat saya…..
Tapi, kali ini saya memang sudah tidak tahan lagi
rasanya. Memang saya sudah curhat ke
para sahabat tentang kemalangan yang akhir-akhir ini secara beruntun menimpa
saya, mulai dari di PHP in, kehilangan uang, kehilangan aset, sampai kehilangan
pekerjaan dan malahan diperlakukan tidak adil, didepak oleh orang yang saya
bantu. Tapi rasanya belum lega, rasanya
ga sama, seperti pabila saya curhat ke ibu.
Duh, saya ingin sekali curhat, namun sore ini saya mendapat berita dari
kakak saya bahwa ibu juga sedang murung, sedang banyak pikiran. Saya pun jadi mengurungkan niat saya untuk
curhat. Namun, jauh di lubuk hati saya,
saya ingin sekali bisa bilang kata-kata seperti adik: saya ingin dipeluk ibu supaya mimpi buruk
saya hilang dan malahan mimpi saya jadi indah….
Mungkin saat ini memang kondisi saya memerlukan pelukan
ibu, karena saya yakin, sekedar pelukan saja akan membuat saya nyaman. I really need your hug, Mom. A big hug……
Komentar
Posting Komentar