Public Figure


Public figure:  a famous person who is often written about in newspapers and magazines or is often on television or the radio.

Dulu saya kagum sekali pada para tokoh, public figure, ini.  Bahkan ketika saya menghadiri acara penghargaan siswa Kumon, selalu ada saja seorang ibu yang ditunjuk sebagai perwakilan para ibu dari siswa Kumon untuk memberikan semacam kesaksian bagaimana menjadi ibu dari seorang siswa Kumon.  Selalu yang tampil adalah public figure, ya pasti lah, hehe.  Saya suka membayangkan, kapan ya saya yang berbicara di panggung sana?  Hihihi….

Ya, dulu, saya ingin sekali jadi public figure, rasanya gimana gitu kalo ada yang kenal dengan diri kita dimana pun kita berada.  Sampai-sampai saya sempat berdebat, tidak habis pikir, dengan mantan boss saya.  Dia bilang, dia tidak suka dikenal, jadi dia lebih senang duduk sendirian sambil baca buku di tempat-tempat kelas atas, tempat-tempat yang happening.  Lah, saya debat lah dia, saya bilang, kalau ga suka dikenal, ya jangan pergi ke tempat-tempat itu dong buat baca buku, di rumah aja pak…..

Namun, ketika saya mengalami musibah dan malah mendapatkan status tidak mengenakkan, saya sekarang malah berpikir sebaliknya.  Ternyata, lebih enak menjadi orang yang tidak dikenal.  Bayangkan, kalau saya public figure, dengan kasus saya ini, pasti anak-anak saya tertekan, malu dan jadi minder waardig karena ibunya, begitu pula ibu saya.  Saya pun pasti jadi males ke tempat-tempat ramai, takut orang-orang sekitar akan berbisik-bisik, itu kan si anu yang punya kasus bla bla bla….

Lagipula, semakin berumur, saya makin banyak network, makin banyak mendapatkan informasi, bahwa malahan banyak orang-orang kaya, pengusaha atau orang-orang hebat yang malahan tidak mau terekspos, tidak mau tampil.  Mereka tampil seperti orang kebanyakan, membaur, atau bahkan jarang tampil.  Kalau saya lihat, mereka memang biasanya pengusaha yang memang sudah mumpuni.  Saya pikir, mungkin mereka sudah sangat matang dan berpandangan bahwa, ga penting tampil, yang penting usaha saya menghasilkan, yang penting uang mengalir, hihihi…

Karena, kalau dipikir-pikir, tidak mudah dan tidak enak juga jadi public figure, apalagi di masa sekarang ini, dimana dunia maya juga sudah berkembang pesat.  Bayangkan, hal-hal remeh temeh yang ga akan dibahas kalau kita cuma orang biasa, bisa jadi heboh tatkala kejadian itu menimpa seorang public figure.  Jadi, misalnya ada kasus lah seperti saya ini, bisa pembahasannya berhari-hari dan biasanya ditambah dengan bumbu-bumbu, belum di medsos juga akan banyak pro dan kontra.  Fuih…

Yah, akhirnya saya mengambil hikmah dari gagalnya cita-cita saya untuk menjadi seorang public figure. Artinya, Tuhan sayang sekali pada saya, saya gagal jadi public figure sehingga ketika melewati masa-masa sulit ini tidak perlu dibebani lagi dengan pikiran-pikiran was-was takut ada berita-berita di media yang akan berpengaruh pada anak-anak saya, orang tua saya.  Kemudian, Tuhan juga lebih sayang sekali pada saya ketika saya diberi kesempatan menjalani kasus ini, karena saya mendapatkan begitu banyak pelajaran berharga dalam hidup……

Terima kasih Tuhan….

The more you stay in this kind of job, the more you realize that a public figure, a major public figure, is a lonely man – Richard M. Nixon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...