Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Pandemic Fatigue

Kelelahan akan pandemi atau pandemic fatigue adalah kondisi seseorang lelah akan ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi sehingga mulai tidak mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus korona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kelelahan akan pandemi COVID-19 adalah hal yang wajar. Memang benar, karena sudah berlangsung berbulan-bulan, nyaris setahun, banyak orang yang sudah bosan banget dengan keadaan ini.  Orang-orang sekeliling saya pun demikian.  Adik juga sudah bosan banget harus pakai masker kemana-mana.  Saya pun menghiburnya dan bilang, masker saat ini sudah jadi fashion statement, sudah bagian dari fashion.  Bahkan merek-merek ternama juga berlomba-lomba bikin masker, sampai ada yang harganya jutaan.  Jadi, enjoy aja pake masker, kan sama aja seperti kita pakai baju atau asesoris.  Tapi tetap, Adik masih ga suka pake masker karna katanya suka pengap dan kacamatanya berembun.  Solusinya, saya carikan masker yang lebih nyaman, walaupun tentunya jadi lebih ma

Randomly Picked

Selama pandemi ini saya jadi suka sekali memperhatikan berita-berita mengenai orang-orang yang terpapar covid.  Mulai dari awalnya sampai saat ini, begitu banyak orang yang terkena virus ini, ada yang sembuh ada yang tidak. Dulu awal sekali, kejadiannya kan di Wuhan, jadi banyak orang berpikir kejadiannya hanya di sana, lokal saja.  Kemudian ternyata menyebar ke negara lain.  Negara kita masih pede bilang ga ada di sini.  Ternyata kemudian negara kita juga terkena.  Awalnya cuma Jakarta, ternyata akhirnya menyebar kemana-mana.  Memang dengan metode tracing awalnya bisa dideteksi kenapanya, biasanya yang sering bepergian.  Namun sekarang pun yang berdiam diri di rumah bisa kena juga hanya karena masalah sepele.  Penyakit ini juga menyerang para pejabat, orang kaya, sampai orang miskin yang bukan siapa-siapa.   Ternyata virus ini menyerang siapa saja, perempuan, laki-laki, ga liat umur, ga liat kelas sosial, apalagi ga liat latar belakang pendidikan.  Sepertinya random saja. Padahal dulu

Kepingan Puzzle

Kamu itu ibaratnya kepingan puzzle yang selama ini saya cari.  Begitu kata teman saya ketika pagi ini kami sunbathing.  Ehm.... Bermula dari pertanyaan saya padanya, apa kah “one word” mu untuk tahun 2020 ini sis?  Dia pun menjawab ‘miracle’.  Dan dia pun bercerita panjang lebar alasannya. Dari sejak keberangkatan aku kesini sudah banyak hal yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Perjalanan religi aku pun berubah drastis di tempat ini.  Di tempat ini semua keinginanku tercapai dengan cara yang sangat luar biasa.  Ingat kan satu saat ketika kita olah raga pagi, aku merasa saat itulah Allah mengirim dirimu.  Kamu tahu, seolah-olah dirimu adalah kunci pembuka dari proses menunggunya aku selama 2 tahun lebih untuk beroleh jalan untuk keluar lebih cepat dari tempat ini.  Begitu dirimu membukanya - atas izin Allah – seolah-olah semua puzzle terkumpul dengan luar biasa, menghasilkan sebuah gambar nyata yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku sama sekali.  Setelah itu semua urusan peker

Dystopia

By Mirma Fadjarwati Malik Dystopia (from Ancient Greek dis- "bad" and topia "place"; alternatively cacotopia or simply anti-utopia) is a community or society that is undesirable or frightening. Utopia is an imagined community or society that possesses highly desirable or nearly perfect qualities for its citizens. Ngobrol sama Adik memang mengasyikkan, walaupun kadang ngeselin juga ahahaha.  Banyak hal baru yang saya pelajari.  Biasanya Adik menyebut sesuatu dan ketika saya menanyakannya Adik malah bilang, coba googling dulu, baru kita diskusi.  Cie, sok cool banget ya.... Nah, kali ini Adik bilang, 2020 ini dystopia ya bu.  Saya pun googling. Oh ternyata itu artinya.  Adik pun kemudian bilang, dystopia itu kan unwanted bu, nah pandemi ini kan ga diinginkan bahkan menakutkan.  Bener juga Dik.  Dan mulailah kami berdiskusi.  Kakak pun nimbrung. Kata Kakak, tapi kan dystopia atau utopia hanya fiksi, ga nyata.  Saya bilang, mungkin awalnya fiksi, tapi memang kondisi saa

LDR

Long Distance Relationship: a romantic relationship between two people who live far apart and so are unable to meet on a frequent basis. Karena keadaan, saya terpaksa menjalani LDR dengan anak-anak saya.  Kenapa saya mengkategorikannya sebagai LDR padahal definisinya “romantic relationship” ya karna saya memang hubungannya romantis sama anak-anak saya.  Ahaha..... Pastinya hubungan ini ga mudah.   Karena jarak akan membuat banyak hal yang ga bisa dilakukan.  Misalnya makan bersama, nonton bareng bahkan sekedar ngobrol sambil ngeteh atau makan snack bareng juga ga bisa setiap saat. Anyway, sudah hampir 3 tahun saya menjalaninya.  2 tahun pertama masih mendingan karna setiap wiken masih bisa ketemu dan makan bareng.  Tapi begitu pandemi, pertemuan wiken ini pun bubar jalan.  Jadilah kami mengandalkan saluran komunikasi, chat atau telpon setiap hari.  Masing-masing punya jadwal telepon tertentu. Nah jadilah sering timbul masalah miskomunikasi.  Yang namanya bahasa chat, kan suka beda pene

Air, Sumber Kehidupan

Air merupakan sumber kehidupan, karena air lah yang membasahi lahan yang kering tandus, menghidupkan tanaman-tanaman yang kering menjadi subur kembali, hijau kembali.  Untuk kita sendiri, air kita gunakan untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan lain-lain.  Kita pun takut sekali kekurangan cairan tubuh, takut dehidrasi.  Betul kan?  Segitu pentingnya air bagi kita, sampai kita pun tidak bisa hidup tanpa air.  Setuju? Nah, berdasarkan fakta itu, saya selalu mengutamakan sumbangan-sumbangan yang terkait dengan air.  Walaupun ada jaksa yang bilang sama saya, sumbang pembangunan jalan juga pahalanya mengalir terus selama jalan itu digunakan, apalagi kalo jalan itu malah membuka suatu daerah, yang tadinya terisolasi.  Betul sih, tapi saya tetap kekeuh preferensi ke yang terkait dengan air. Tapi kadang berbuat baik pun banyak ujiannya.  Hhh. Saya pernah mau menyumbang pompa air, ditolak mentah-mentah hanya karna saya tidak mau pakai nama saya.  Katanya harus transparan, nanti ada yang ngaku-

Secret Admirer

A secret admirer is an individual who feels adoration, fondness or love for another person without disclosing his or her identity to that person, and who might send gifts or love letters to his or her crush. Yah kalo bahasa Indonesianya sih pengagum rahasia.  Kalo hari gini mah mungkin bukan kirim surat cinta ya, tapi mungkin ngepo in medsos, atau menunjukan sesuatu lewat online.  Apalagi kan lagi pandemi gini.  Yang pasti mereka biasanya caper.  Iya kan.   Dulu jauh sebelum pandemi, masa-masa mahasiswa, ada teman saya yang rela pura-pura ke warung untuk melihat senyuman sang pujaan hati yang katanya senyumnya sangat menakjubkan.  Weleh weleh, sampe keselek saya dengernya.  Segitunya ahaha.  Bahkan ketika sudah ada medsos, dia usaha banget nyari sang pujaan hati dan di add atau follow.  Ckckck.... Teman yang lain jadi secret admirer seseorang di dunia maya.  Ih seneng banget dia kalo statusnya diliat oleh orang yang dikaguminya.  Setiap statusnya diliat dia pasti cerita ke saya dengan

Sopran

Sopran: penyanyi suara tertinggi dalam klasifikasi vokal di dalam budaya musik klasik barat. Di saat pandemi ini, saya berkesempatan mengalami karantina selama 14 hari bersama beberapa orang yang baru saya kenal.  Kami semua perempuan.  Jadi kebayang kan seperti apa riuh rendahnya setiap hari.  Namanya perempuan, ga pernah lelah untuk ngomong.  Kan memang ada penelitiannya pada tahun 2013 yang menyimpulkan bahwa wanita bicara 20.000 kata per hari sementara pria hanya 7.000 kata per hari.  Namun penelitian di tahun 2017 hasilnya berbeda, perempuan berbicara 16.215 kata per hari, sementara laki-laki berbicara 15.669 kata per harinya.  Tapi tetap kesimpulannya perempuan lebih banyak bicara ketimbang laki-laki. Anyway, kehidupan pun dimulai.  Benar saja, pagi pertama sudah heboh.  Ada aja yang diomongin.  Maksa pengen ke luar lah dengan berbagai alasan, yang utama sih alasan mau jemur handuk, mau cari makanan lah dan lainnya, mulai dari yang sepele sampai yang ga masuk akal.  Dan dengan be

2020 Kata Teman-Teman

 By Mirma Fadjarwati Malik Setelah saya posting tentang 2020 in one word (https://baby-godlovesme.blogspot.com/2020/12/2020-in-one-word.html?m=1), banyak teman yang kemudian jadi tertarik ikut menerangkan apa arti tahun 2020 bagi dirinya.  Seakan-akan viral aja postingan saya, ahahaha.  Padahal hanya beberapa gelintir temen sih hihi.  Nah jadilah topik ini semakin menarik, bahkan si Kakak pun ikut komen lagi. Ada teman yang bilang ‘lelah’ karena secara dia nakes, ya pasti kerjanya luar biasa. Paham banget.  Pasti lah lelah, apalagi kalo pas banyak yang positif covid.  Hhhh.  Teman yang lain pun menghibur dan bilang semoga segala kelelahan jadi amal sholehmu.  Aamiin. Ada teman yang langsung bilang ‘tik tok’, itu yang terlintas di kepalanya.  Karna dia bilang ada lho orang yang seharian main tik tok terus.  Ahahaha. Memang tik tok jadi mewabah dimana-mana tahun ini.  Lah saya aja punya akun tik tok demi anak saya hihi. Tapi ga perlu dibahas kali ya.  Postingan berikutnya aja ya, hihi...

2020 in one word

By Mirma Fadjarwati Malik  Gegara Twitter bercuit ‘2020 in one word’ maka jadilah hal itu trending topic.  Beberapa perusahaan besar pun bercuit.  Microsoft Edge bilang ‘404’ yang artinya error.  Lego bilang ‘ouch’ dengan gambar sebuah balok Lego karna diibaratkan seperti rasa sakitnya kalo ga sengaja nginjek balok Lego.  Youtube bilang ‘unsubscribe’, Adobe bilang ‘ctrl+z’ artinya ‘undo’, IBM bilang dengan bahasa binary nya 01 itu yang dibaca ‘skip’, Zoom bilang ‘unstable’.  Lalu Grammarly bilang ‘edit’, kalo bisa ya ahaha.  Viber bilang ‘mute’, Opera bilang ‘crash’ huhu.  Kemudian Xiaomi bilang ‘reboot’ dan Soundcloud bilang ‘nope’.  Wah menarik banget ya, tapi kok auranya negatif ya. Saking menariknya, saya pun bertanya pada anak-anak saya.  How about you guys? Adik bilang ‘suffer’.  Ahaha.  Negatif banget ya Dik.  Ya iya lah, Adik emang paling menderita.  Bayangin, karena kami pindah rumah, Adik pindah sekolah yang jauh banget dari sekolahnya yang lama, jadi ga ada satu pun temannya

Saksi Sejarah

Dulu waktu belajar sejarah di sekolah saya suka berpikir, keren banget ya kalo saya ada waktu kejadian itu, pasti bisa cerita ke anak cucu kejadian yang sebenarnya. Nah akhirnya saya berkesempatan jadi saksi sejarah kerusuhan tahun 1998.  Ternyata ga keren-keren amat sih.  Yang ada pas kejadiannya saya cukup dibuat deg-degan karena saat itu saya pas hamil dan sempat ketinggalan di kantor karna menunggu jemputan suami yang ga datang-datang karna banyak jalan yang tertutup massa.  Tapi jadi saksi sejarah itu sudah membuat saya bangga dan heboh kalau cerita ke anak-anak saya. Kemudian saya juga pernah ikut terlibat dalam aksi-aksi di ibukota.  Tapi memang tidak seriuh rendah kerusuhan 1998. Namun tidak bisa saya ceritakan dengan heboh pada anak-anak saya, karna mereka kok yang ikut mengantar saya.  Hehe. Kemudian saya berkesempatan belajar memperdalam agama dimana banyak peristiwa penting di dalamnya.  Saya sempat berpikir, wih ini lebih keren banget dibandingkan peristiwa kerusuhan 1998.

On your mark, get set...

Di perlombaan renang atau lari, sebelum start, juri meneriakkan aba-aba agar para peserta bersiap.  Yang lengkapnya Take your mark atau On your mark, Get set, Go... Take your mark biasanya kita sudah harus bersedia di posisi start.  Kalau perenang, sudah harus naik ke balok start, kecuali gaya punggung. Saya ingat dulu ketika diikutkan perlombaan renang Kejuaraan Umur oleh ibu saya yang mantan perenang nasional itu, setiap berdiri di atas balok start saya deg-degan karena takut kaget ketika pistolnya ditembakkan. Nah, saat ini, entah mengapa saya kok merasa sedang di posisi start.  Sedang bersiap-siap untuk pergi atau berjalan, yah intinya saya kok sedang bersiap untuk memulai sesuatu.  Entah apa itu.... Saya merasa harus berpindah tempat.  Tepatnya, saya merasa akan pulang.  Saya merasa misi saya di tempat ini sudah selesai.  Mission accomplished.... Saya mulai mengontak jejaring, mulai membuat personal blog, mulai menata bisnis pribadi.  Seakan mempersiapkan diri untuk kembali, padah