Randomly Picked

Selama pandemi ini saya jadi suka sekali memperhatikan berita-berita mengenai orang-orang yang terpapar covid.  Mulai dari awalnya sampai saat ini, begitu banyak orang yang terkena virus ini, ada yang sembuh ada yang tidak.

Dulu awal sekali, kejadiannya kan di Wuhan, jadi banyak orang berpikir kejadiannya hanya di sana, lokal saja.  Kemudian ternyata menyebar ke negara lain.  Negara kita masih pede bilang ga ada di sini.  Ternyata kemudian negara kita juga terkena.  Awalnya cuma Jakarta, ternyata akhirnya menyebar kemana-mana.  Memang dengan metode tracing awalnya bisa dideteksi kenapanya, biasanya yang sering bepergian.  Namun sekarang pun yang berdiam diri di rumah bisa kena juga hanya karena masalah sepele.  Penyakit ini juga menyerang para pejabat, orang kaya, sampai orang miskin yang bukan siapa-siapa.  

Ternyata virus ini menyerang siapa saja, perempuan, laki-laki, ga liat umur, ga liat kelas sosial, apalagi ga liat latar belakang pendidikan.  Sepertinya random saja.

Padahal dulu biasanya Tuhan memusnahkan suatu kaum tertentu, seperi kisah-kisah para Nabi.  Jadi yang dipilih untuk dimusnahkan jelas identitasnya.  Namun dengan adanya pandemi covid ini, kita tidak melihat kesamaan identitas para penderitanya.  Iya ga sih?

Secara statistik hanya bisa memetakan, misalnya berdasarkan gender, berdasarkan umur, berdasarkan kebiasaan misalnya merokok, minum alkohol, atau berdasarkan penyakit bawaan.  Tapi berdasarkan WHO – agak keren dikit dong referensinya – umur itu ga ngaruh, segala umur bisa kena.  Nah loh....

“People of all ages can be infected by the COVID-19 virus

Older people and younger people can be infected by the COVID-19 virus. Older people, and people with pre-existing medical conditions such as asthma, diabetes, and heart disease appear to be more vulnerable to becoming severely ill with the virus. 

WHO advises people of all ages to take steps to protect themselves from the virus, for example by following good hand hygiene and good respiratory hygiene.”

Tuh kan, cuma memang orang tua terutama dengan penyakit bawaan berisiko tinggi dan bisa menyebabkan kematian.

Kembali ke masalah random ini, akhirnya saya cuma bisa menyimpulkan, Tuhan sedang menunjukkan kuasanya, bahwa Tuhan memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk terjangkit penyakit ini.  

Atau sebenarnya Tuhan sudah menentukan identitasnya, namun kita sebagai manusia tidak sampai kemampuan berpikirnya untuk melihat identitas itu.  Jadi kita hanya menduga-duga saja. Hmmm..

Biarlah itu jadi rahasia Tuhan....

Bagi yang terjangkit, mudah-mudahan bisa sembuh dan mengambil hikmahnya.  Sedangkan bagi yang saat ini tidak terjangkiti, bersyukurlah dan tetap jaga kesehatan, karena bisa saja setelah ini juga terpilih untuk terjangkiti. Namun, at the end of the day, percayalah, akan ada hal baik sesudahnya, karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.



Komentar

  1. Rahasia Tuhan gak pernah bisa diketahui siapapun....kita yg terpilih sbg bagian dari saksi dasyatnya covid hanya bisa termenung...menebak2...membaca ulasan ahli...tapi dalam hati tetap bertanya2...galau...bagaimana kalau kehidupan spt ini lah yg harus kita jalani....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, itu juga tulisan saya di postingan "Saksi Sejarah" dan "2020 in One Word". Coba liat deh. Saya juga excited banget dengan pandemi ini. Kepingin tau endingnya seperti apa. Pastinya sih Happy Ending.....

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...