Pandemic Fatigue

Kelelahan akan pandemi atau pandemic fatigue adalah kondisi seseorang lelah akan ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi sehingga mulai tidak mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran virus korona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kelelahan akan pandemi COVID-19 adalah hal yang wajar.

Memang benar, karena sudah berlangsung berbulan-bulan, nyaris setahun, banyak orang yang sudah bosan banget dengan keadaan ini.  Orang-orang sekeliling saya pun demikian.  Adik juga sudah bosan banget harus pakai masker kemana-mana.  Saya pun menghiburnya dan bilang, masker saat ini sudah jadi fashion statement, sudah bagian dari fashion.  Bahkan merek-merek ternama juga berlomba-lomba bikin masker, sampai ada yang harganya jutaan.  Jadi, enjoy aja pake masker, kan sama aja seperti kita pakai baju atau asesoris.  Tapi tetap, Adik masih ga suka pake masker karna katanya suka pengap dan kacamatanya berembun.  Solusinya, saya carikan masker yang lebih nyaman, walaupun tentunya jadi lebih mahal.  Hhh...

Adik juga sangat bosan di rumah, sehingga pada saat liburan dia saya perbolehkan nonton ke bioskop dengan prokes.  Sepulangnya dari bioskop dia malah bilang, kapok, karena banyak prosedur yang harus dilalui, diperiksa suhu tubuh, ditanya identitas, no HP.  Saya bilang, iya dong, itu kan untuk kepentingan tracing nantinya kalau ada yang terpapar covid.  Adik pun kaget, artinya aku ada kemungkinan disuruh tes atau malah ke rumah sakit?  Iya lah, terang saya.  Adik pun bilang, ga mau lagi ah.  Nonton di rumah aja.  Good choice, hehe.

Lain lagi dengan Kakak, dulu Kakak juga pernah minta izin kumpul-kumpul sama teman-temannya di mal, pergi ke kawinan temannya, dll.  Tapi sekarang, Kakak lebih memilih di rumah saja, karena Kakak melihat perkembangan pandemi ini yang sepertinya masih akan panjang.  Jadi Kakak bilang, aku mau nunggu vaksinasi aja.  Good choice, hehe.

Teman-teman saya juga saya lihat euforia menyambut new normal.  Kalo liat medsos, banyak sekali yang gowes lah, yang liburan lah.  Apalagi begitu vaksin datang, banyak yang bersukaria, padahal proses vaksinasinya masih panjang.  

Di tempat saya sekarang pandemic fatigue juga terjadi, karena kami semua menjalani karantina mandiri selama 14 hari.  Jadilah banyak yang sensi, baperan.  Hal-hal yang tadinya ga akan menimbulkan masalah, sekarang malahan jadi masalah besar.  Hampir setiap hari ada saja yang bertengkar.  Kasian juga, mereka semua kelelahan.

Saya pun hanya bisa jadi penonton, karena jujur saja, saya pun mengalami kelelahan, namun pilihannya ada di diri kita sendiri.  Mau mengatasi dengan cara apa, positif atau negatif.  Dan saya pun memilih mengisi waktu saya dengan kesibukan sendiri, karena saya sangat paham, pandemi ini -seperti kata teman - saya bisa diibaratkan perlombaan lari marathon, lari jarak jauh, bukan lari jarak pendek, sprint, sehingga kita harus pandai menjaga stamina, mengatur nafas hingga bisa mencapai garis finish.  Yang pasti, ini adalah ujian kesabaran dari Tuhan.  Dan saya sangat percaya, akan ada happy ending.  Mari bersabar....



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...