Call People by Their Names
Pernahkah kamu memperhatikan nama yang tertera di dada
seorang pelayan restoran, atau nama di meja seorang customer service? Kadang-kadang kita tidak terlalu
memperhatikan kan, sehingga hanya memanggil dengan mbak, mas, pak, bu. Namun ternyata, kalau kita perhatikan, mereka
lebih senang dipanggil namanya, sehingga akan timbul respek mereka terhadap diri
kita. Coba deh….
Dulu saya suka memperhatikan kolega saya yang kalau makan di
resto pasti membaca nama pelayannya yang tertempel di dada. Dulu saya suka risih, karena kesannya kok
kolega saya kecentilan banget gitu, soalnya memang gayanya genit, hehehe. Namun, sekarang saya jadi mengikuti kebiasaan
itu, menyapa seseorang yang melayani kita dengan namanya, baik yang tertera di
dada maupun di meja.
Sebenarnya ada restoran-restoran yang memang Standard Operating Procedure (SOP) nya mengharuskan sang
pelayannya menyebutkan namanya. Namun
jujur saja, dulu saya pun tidak memperhatikannya, sehingga sering hanya
menyebut mbak saja. Sekarang saya merubahnya
dan lebih menyimak ketika sang pelayan menyebutkan namanya, terutama kalau nama
dada nya tidak terlalu jelas terlihat.
Begitu juga ketika berada di kasir, saya berusaha melihat namanya dan
ketika selesai transaksi, saya akan mengucapkan terima kasih sambil menyebutkan
nama sang kasir. Yang pasti, saya akan
mendapatkan senyum manis dan jawaban yang ramah dari sang kasir dan biasanya
jadi dapat keistimewaan, misalnya apabila ada stamp, mereka dengan senang hati
memberikan bonus stamp. Hihihi….
Memang, kalau kita pikir, kita sendiri pun akan lebih senang
bila dipanggil namanya, bukan dipanggil bapak, ibu, mbak, mas. Karena kita kan punya nama, yang diberikan
oleh orang tua kita, untuk membedakan kita dengan orang lain, bukan sekedar
memberikan identitas. Bayangkan, apa kita
mau diberi identitas dengan kode, seperti FN-2187 di film Starwars? Tentu tidak!
Bahkan di film itupun akhirnya si FN-2187 diberi nama, yang lebih
manusiawi. Ya, kita pasti ingin di
orangkan, di wong kan, jadi kita juga harus meng orangkan, meng wong kan
orang. Cara paling sederhana ya itu
tadi, panggil namanya!
Dan saya pun membuktikannya hari ini. Di tengah kehebohan
orang-orang mempersiapkan pesta malam Tahun Baru, para teller di bank masih
saja harus melayani para nasabahnya.
Saya yang mengantri memperhatikan bahwa muka-muka mereka ga terlalu
happy, mungkin mereka bête juga lah, masak masih kerja seperti biasa, padahal
di sekitarnya, suasana libur, suasana pesta sudah terasa, dan yang pasti kemacetan
sudah mulai terlihat. Ketika tiba giliran saya, sang teller juga melayani dengan
datar-datar saja, namun ketika transaksi selesai dan sang teller sesuai SOP
mengucapkan terima kasih, saya pun menjawab seraya tersenyum lebar dan berkata, terima kasih banyak ya mas Vicky,
selamat tahun baru ya, have a nice day.
Sang teller pun sumringah dan kembali mengucapkan terima kasih sambil
menyebut nama saya: terima kasih banyak bu, have a nice day bu! See, how simple to make others happy…..
Komentar
Posting Komentar