Leap of Faith
Leap: verb: to jump from a surface; to jump over (something); to move quickly; to spring free from or as if from the ground ; to pass abruptly from one state or topic to another; to act precipitately.
Leap of faith: noun: an
act of believing in or attempting something whose existence or outcome cannot
be proved.
“Mbak itu punya karakter yang beda, unik dan kadang bikin
surprais”. Tulis teman saya. Saya agak sedikit tersinggung, saya pun
bertanya: “Maksudnya? Saya susah ditebak?” . “Bukan susah ditebak sih, melompat
mikirnya, di depan terus. Kita ngomong
a, mbak sudah jadi b, c, d, dst”. Ouw…..
Saya pun jadi geer dan berpikir, pantes saya suka sebel sama
sekeliling saya, kenapa sih hanya bisa ikut-ikutan? Kenapa ga bikin kayak saya? Kenapa harus nunggu saya buat dulu? Oh, ternyata teman saya itu berkata jujur,
saya melompat, sementara orang yang saya sebelin masih melangkah. Jadi, mungkin saya yang salah, saya yang suka
berpikir, bahwa semua orang sama dengan kita, itu tidak benar; kita tidak bisa
menganggap semua orang sama dengan diri kita.
Saya memang suka kesal dengan kolega saya, kenapa sih ga
inisiatif duluan? Saya sering sebal,
begitu saya membuat sesuatu, baru semuanya ikutan buat,
berbondong-bondong. Malahan, kadang jadi
lebih bagus. Nah, di situ saya berpikir,
lho kalian bisa kok bikin lebih bagus, kenapa sih ga mulai duluan? Kenapa sih harus saya yang mulai duluan? Sekarang saya baru sadar, chatting saya
dengan mantan teman sekantor saya itu membukakan mata saya. Bahwa kadang-kadang, kolega saya itu memang
belum terpikir ke sana, sehingga ketika saya memulainya, mereka baru sadar dan
kemudian idenya malah lebih bagus dari saya.
Hihihi….
Jadi, benar yang suka saya bilang ke senior-senior saya dulu
ketika bekerja di bank: Emang mas, lebih
mudah mengoreksi daripada membuat. Benar
kan? Yang sulit itu membuatnya, kalau cuma
mengoreksi, biasanya lebih mudah, karena sudah ada bahan. Dan ehm, saya jadi ingat, salah seorang senior
saya yang suka saya protes itu sekarang sudah jadi Direktur bank terbesar di negara
ini. Cie, gini-gini, saya pernah
memprotes beliau. Artinya, saya juga
salah satu yang punya andil sampai beliau jadi sukses, karena sering saya
protes, beliau jadi lebih pintar. Hahaha….
Anyway, masalah melompat ini juga terjadi pada hal-hal
kecil, di keluarga maupun teman-teman main saya. Mulai dari ide mau pakai baju apa, mau bikin
acara apa, sampai urusan medsos. Saya
yang tadinya suka berpikir, kenapa sih ga ada yang memulai, kenapa sih semua
nunggu saya, sekarang jadi sadar, belum tentu yang lain punya ide yang sama,
punya pikiran yang sama. So, mulai
sekarang, saya merubah strategi, saya akan memulai apapun ide saya, namun
biarkan orang lain yang meneruskan, karena ternyata orang lain punya ide yang
lebih baik dari saya ketika sudah saya buatkan bahannya atau medianya. Yang pasti, biasanya hasilnya lebih baik dari
ide awal saya. Yah begitulah, kerja sama
yang baik…..
Creativity is always a
leap of faith. You’re faced with a blank
page, blank easel, or an empty stage – Julia Cameron
Komentar
Posting Komentar