All Chiefs No Indian


Dulu, mantan bigboss sering bilang, di perusahaan ini “all chiefs no indian”, beliau menyindir betapa karyawannya banyak sekali yang bossy, sehingga semuanya merasa berkuasa dan hanya bisa perintah-perintah, tapi tidak ada yang melaksanakan.  Yang kasian, ya para staf yang harus melaksanakannya, bingung harus mengikuti yang mana.  Saya termasuk yang sering bingung, karena kebanyakan orang yang menyuruh, hehe…

Memang, saya akui, di perusahaan saya dulu banyak sekali raja dan ratu kecil, yang bisa dengan mudah perintah ini itu.  Apalagi dengan perkembangan perusahaan, dimana pegawai semakin bertambah, semakin banyak lah raja dan ratu kecil,   karena begitu banyak yang meladeni.  Dan saya pun sempat merasakan, jadi ratu kecil.

Nah sekarang, setelah saya berhenti bekerja, namun, karena begitu banyak orang yang minta saya untuk membantu bisnisnya, saya merasa terjebak di situasi “all chiefs no indian” ini.  Pusing karena semua jadi boss saya.  Hahaha….

Sulit sekali mengatur jadwal diri sendiri, karena para boss selalu bilang, tolong atur ketemu si ini si itu ya, tapi jangan hari Senin, Selasa, karena saya banyak rapat.  Boss lainnya bilang, Rabu kita rapat ya jam sekian.  Kamis ada jadwal mempertemukan boss yang lain dengan klien.  Jumat harus ini itu dengan boss yang lain.  Huh, rasanya, benar-benar tidak ada waktu untuk diri sendiri.  Mana ga punya sekretaris, jadi kadang-kadang lupa mengatur jadwal dengan benar, sehingga jadwal jadi bentrok.  Kalau sudah begitu, terpaksalah saya mereskedul salah satu acara dan terpaksa menerima omelan para boss.  Apa boleh buat….

Yang paling sedih adalah bila jadwalnya benar-benar padat, namun lokasinya di tempat berbeda.  Betapa senewennya saya karena pasti para boss sudah bolak balik menelpon, menanyakan: Sampe mana?  Duh, macet tau…..

Suatu saat, saya akhirnya ga tahan.  Saya bilang ke semua boss, saya padat, jadi mohon maaf, saya tidak bisa ketemu orang, atau rapat atau kegiatan lainnya.  Saya benar-benar ingin punya waktu sendiri, sehingga saya memutuskan untuk tidak melayani para boss dan malahan kongkow-kongkow dengan teman-teman.  Namun apa daya, yang ada, malahan saya dapat pekerjaan baru.  Pada saat  kongkow ternyata tetap saja ada klien menelpon untuk menawarkan pekerjaan.  Ketika saya menerima telepon dan ingin menolak pekerjaan yang ditawarkan,  teman-teman bilang ambil saja, nanti mereka bantu.  Begitu katanya.  Namun kenyataannya, saya pun tetap terlibat dalam pekerjaan itu dan orang-orang pun tetap mengontak saya.  Duh, semakin banyak saja orang yang bisa bossy kepada saya.   Haha…

At the end of the day, saya hanya bisa tersenyum kecut, sambil terus melaksanakan instruksi para boss.  Baiklah, mungkin saat ini, I’m the only Indian, huhuhu……

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...