Vocabulary


Vocabulary: the body of words used in a particular language, words used on a particular occasion or in a particular sphere, the body of words known to an individual person.

Saya baru saja berdebat dengan seorang sahabat, karena mengomentari pilihan kata-katanya ketika chatting dengan orang lain.  Saya bilang, vocab mu tuh terbatas ya, bisa bikin orang tersinggung.  Dia bilang, oh ini masalah wording ya?  Lawan bicaranya wordingnya lebih kasar lagi.

Terserah, mau bilang wording, vocab, intinya sama saja.  Biasanya kita mengomentari hal itu karena pilihan kata-kata seseorang cenderung menyakiti lawan bicaranya.  Saya suka bilang pada sahabat lainnya, duh, vocab lo terbatas banget ya, sampe nyakitin gini.

Intinya, dalam memilih kata-kata, kita sebaiknya punya empati pada lawan chatting atau lawan bicara kita.  Apalagi dalam chatting, dimana kita ga bertatap muka langsung, kata-kata yang kita maksud bisa diartikan lain oleh orang yang membaca, jadi sebaiknya hati-hati.  Salah paham sering sekali terjadi pada saat chatting.  Begitu yang sering kejadian dengan para sahabat saya yang vocabnya terbatas, yang cuma jawab, ga tau, lupa, hehe…

Nah, dalam pemilihan kata-kata, ayah pernah mengomentari saya.  Ketika anak-anak masih kecil, saya selalu bilang pada anak-anak bahwa mereka kurang pintar, apabila mereka melakukan kesalahan.  Ayah pun komen, apa bedanya kurang pintar dengan bodoh?  Saya  ngotot ke ayah, saya bilang, anak-anak akan beda penerimaannya kalau dibilang bodoh, mereka akan merasa dilabeli sebagai orang bodoh.  Kalau kurang pintar kan artinya, anak-anak sebenarnya pintar tapi kali ini kurang sedikit, hehehe.

Berbagai pengalaman terkait pemilihan kata-kata ini saya alami sepanjang hidup.  Ada boss yang suka mengatakan kebon binatang, ada juga yang bilang pets, namun ada juga yang halus tapi pilihan kata-katanya sangat tajam, begitu menusuk.  Saya sendiri kata orang-orang termasuk halus tapi menusuk, ketika jadi boss.  Haha…

Saya juga pernah mengalami kebingungan, ketika punya anak buah yang sangat pandai dan vocab nya sangat banyak.  Saya tidak malu-malu untuk menanyakan artinya, karena dengan demikian, vocab saya pun akan bertambah.  Dan saya jadi berpikir, jangan-jangan saya jadi nampak pintar dengan kata-kata yang saya ucapkan nantinya, haha…

Sekarang, ketika begitu banyak jatuh bangun yang saya alami, saya lebih hati-hati dalam memilih kata-kata.  Semarah apapun, emosi tinggi, tetap membuat saya jeda sejenak sebelum berkata-kata.  Tetap menyempatkan untuk memilih kata-kata yang tidak menyakiti.  Karena, saya tidak ingin menyakiti orang lain, karena saya sangat tau, bagaimana rasanya disakiti walaupun hanya dengan kata-kata.

So, para sahabat, ayolah, kita mulai memperhatikan pilihan kata-kata kita, juga memperbanyak kosa kata kita.  Semakin kita berumur, kita harus semakin bijak dalam berkata-kata….

Before you speak ask yourself If what you are going to say is true, is kind, is necessary, is helpful.  If the answer is no, maybe what you are about to say should be left unsaid – Bernard Meltzer   

A man with a scant vocabulary will almost certainly be a weak thinker. The richer and more copious one's vocabulary and the greater one's awareness of fine distinctions and subtle nuances of meaning, the more fertile and precise is likely to be one's thinking. Knowledge of things and knowledge of the words for them grow together. If you do not know the words, you can hardly know the thing – Henry Hazlitt

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...