We regret


We regret to inform you….  Atau: dengan sangat menyesal, kami ….

Waktu jaman mencari pekerjaan, paling sedih kalau dapat surat seperti itu: we regret to inform you that your qualification does not fit our organization at this moment.  Duh, rasanya sedih banget dapat surat penolakan seperti itu, betapa pun halusnya.

Nah, ketika sudah bekerja, saya paling sulit apabila harus menulis surat penolakan seperti itu.  Karena, banyak orang menghindar dari kegiatan “penolakan” itu.

Ketika saya bekerja di bagian personalia, saya masih bisa cuek saja menandatangani surat-surat penolakan itu.  Yang ada di dalam pikiran saya adalah, sang pelamar harusnya bersyukur mendapatkan pemberitahuan penolakan, artinya dia berhenti berharap dan mencari lowongan lain.  Karena saya tahu, banyak perusahaan yang malah tidak pernah membuat surat penolakan, sehingga pelamar tidak tau progresnya dan terus menunggu tanpa kepastian.

Memberikan penolakan memang berat.  Dulu, ketika di bagian personalia juga, kolega saya menelepon dan bilang, tolong surat permohonan saya mengenai usulan pelatihan anak buah saya, kau tolak saja.  Saya heran, loh, kau mengusulkan tapi minta ditolak?  Dia pun mengakui, sebenarnya dia tidak menyetujui usulan pelatihan staf nya itu, karena tidak terlalu sesuai dengan job desc nya.  Saya pun makin bingung, kenapa kau usulkan kalau kau tidak setuju?  Jawabannya bikin saya tercengang!  Dia bilang, saya kan ga mau nolak, biar kau saja, jadi nanti saya bilang bahwa saya sudah mengusulkan tapi ditolak oleh mu.   Ckckck, segitunya?  Artinya dia akan terus menjadi Mr. Nice Guy, sementara saya jadi Ms. Bad Girl.  Baiklah, mungkin memang itu peran yang cocok buat saya.  Hahaha…

Jadilah saya mendapat julukan: perempuan tidak punya hati. Huhuhu….

Di perusahaan saya yang sekarang, saya perhatikan, apabila pekerjaan diterima, big boss atau bagian operasi yang akan menghubungi klien, jadi sepertinya, mereka yang berjasa.  Namun, apabila pekerjaan ditolak, semua melempar ke saya, yang berperan sebagai marketing. Mereka selalu bilang, kan kamu yang punya kontak dengan klien.  Loh, kalau pekerjaan diterima, kan saya juga yang punya kontak dengan klien.  Emang enak?

Kemarin, baru saja saya mendapatkan email dari sekretaris boss regional Asia Pasifik perusahaan saya, dia bilang, we are happy to assist your client for this matter; however we cannot agree with their proposal.  Please inform them.  Huh, kenapa ga lo aja boss yang bilang ke klien?  Sayangnya, saya hanya berani membatin, haha….

Dengan berat hati, saya pun menulis surat dengan kata-kata: We regret to inform you…..

Ya sudahlah, mungkin memang saya lah orang yang tepat untuk menolak.  Mudah-mudahan saya ga kualat, jadi saya ga selalu mendapat penolakan, ga selalu ditolak.  Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...