Broker
Broker: a person who helps other people to reach agreements, to make deals, or to buy and sell property (such as stocks or houses)
Sejak berhenti dari pekerjaan, apapun saya kerjakan, selama
saya bisa. Yang penting, bisa
mendapatkan uang dan juga jadi punya kegiatan, punya aktivitas, sehingga tidak
bermuram durja, sibuk memikirkan yang tidak-tidak.
Awalnya, saya bingung, apa yang harus saya lakukan, dan
sepertinya orang-orang banyak yang menjauhi saya. Namun setelah beberapa saat, ternyata saya
mulai menyadari, bahwa masih banyak bekas klien saya dulu yang malah mencari
saya. Saya pun masih bingung, apa yang
dapat saya lakukan untuk mereka?
Di tengah keputusasaan kasus saya, saya tiba-tiba punya ide
untuk minta tolong pada pihak yang dulu pernah saya bantu. Dulu saya memang tidak pernah pamrih, tapi
saat ini, saya sudah kepepet, jadi saya harus minta tolong kepada siapa
pun. Tanpa diduga, ternyata mereka
menolong saya, saya pun sangat terharu. Kemudian,
sambil memberikan bantuan, mereka memberikan saya proposal proyek. Saya pun dengan semangat berusaha menawarkan
proposal mereka ke orang-orang yang saya kenal.
Dan ketika saya mendapat lampu hijau, sang penolong saya pun sangat
berterima kasih. Nah, saya baru
tersadar, ternyata tidak ada yang gratis di dunia ini! Sang penolong, ternyata, dengan cara yang
sangat halus, “mempekerjakan” saya.
Hahaha….
There is no such thing as a free lunch!
Di sisi lain, saya malahan jadi semangat, karena baru
menyadari, bahwa saya memang punya talenta untuk networking, untuk menjadi
penghubung, menjadi broker….
Benar saja, dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang
yang meminta tolong saya untuk dikenalkan ke beberapa pihak, network saya. Saya pun dengan senang hati melakukannya,
karena saya juga yakin no free lunch, hehehe….
Sekarang, di tas saya, begitu banyak kartu nama yang saya
punyai. Banyak yang berlomba-lomba
memberikan kartu nama perusahaannya dengan nama saya. Sampai-sampai, ketika saya bertemu seorang
pejabat pemerintah, beliau menanyakan, dimana saya bekerja sekarang. Saya sempat salah memberikan kartu nama yang
sesuai dengan bidang beliau. Namun, dengan
cuek saya kemudian memilih-milih kartu nama dari dompet dan memberikan kartu
nama yang lain yang sesuai dengan bidang beliau. Sang pejabat pun tersenyum sambil berkata
kepada teman-teman saya: wah, si mbak sudah jadi konglomerat nih….
Amin, I take it as a compliment! Mudah-mudahan itu doa ya
pak, terima kasih…..
Komentar
Posting Komentar