Customer oh customer....


Customer:  a person or organization that buys goods or services from a store or business; a person or thing of a specified kind that one has to deal with.

Ya, customer adalah orang yang kita layani.  Contohnya, anak-anak saya merupakan customer saya.  Saya ingat sekali, apabila ingin membelikan makanan untuk mereka, saya harus tergopoh-gopoh dari satu resto ke resto yang lain, karena pesanan mereka pasti berbeda.  Yah, customer is king, jadi, apa boleh buat, saya yang harus mengalah, pergi ke resto yang berbeda untuk membawakan makanan ke rumah.  Hehehe…..

Di luar anak-anak, customer saya banyak sekali.  Ketika masih bekerja di bank, customer saya bukan para nasabah, melainkan para kolega saya, karena saya ditugaskan untuk memproses hasil pekerjaan kolega saya untuk mendapatkan penggantian dana dari lembaga luar negeri.  Jadi, saya malah jarang berhubungan dengan para nasabah.

Setelah itu, di tempat kerja berikutnya, customer saya beragam, tergantung kepada dimana saya ditempatkan.  Saya pernah harus berhubungan dengan customer perusahaan, namun beberapa tahun malah mengurusi internal, mengurusi teman-teman sendiri, sehingga yang menjadi customer saya adalah kolega saya sendiri.

Nah, ketika saya berhenti bekerja dan mulai berjualan, kebanyakan customer saya justru mantan anak buah saya.  Namun, saya selalu bersikap profesional.  Saya pasti melayani dengan baik, tidak pandang bulu.  Apabila saya melakukan kesalahan, saya pasti minta maaf.  Dulu, memang agak sulit bagi saya melakukan itu, karena dalam hati kecil masih suka berkata, saya kan atasanmu dulu.  Tapi,
untungnya, dengan berjalannya waktu, saya lebih dapat menerima keadaan.

Menghadapi para customer memang gampang-gampang susah.  Ada customer yang mudah memaafkan, ada yang tidak bisa memaafkan.  Biasanya, yang mudah memaafkan akan kembali kepada saya, terutama karena saya selalu meminta maaf.  Jadi, kalau ada yang tidak memaafkan dan jadi tidak pernah memesan lagi, ya memang bukan rejeki saya.

Berbagai pengalaman terkait keluhan customer saya alami.  Dari yang hanya kesalahan kecil, maupun yang fatal.  Saya biasanya memberikan potongan harga, atau mengirimkan sesuatu untuk meminta maaf.  Dari beberapa kali kesalahan yang kami lakukan, dengan adanya permohonan maaf yang tulus, hanya 1 pelanggan yang tidak kembali, yang lainnya semua kembali.  Mungkin, selain permohonan maaf, barang kami memang bagus dan pelayanan kami baik, sehingga customer akhirnya kembali.  Syukurlah…

Dan, kejadian terakhir memang benar-benar blunder.  Saya lupa melayani pesanan seorang klien!  Yang ada di kepala hanya, meminta maaf.  Saya pun membelikan coklat buat pelanggan, dengan disertai ucapan maaf, saya pun mengirimkan pesan kepadanya, memintanya menerima permohonan maaf saya, walaupun saya tidak dapat mengulang waktu untuk memenuhi pesanannya, walaupun pemberian saya ini tidak bisa menghapuskan kesalahan saya….

Dan ketika saya sedang membelikan coklat untuk customer saya itu, sahabat yang menemani pun nyeletuk:  saya pernah lho kejadian seperti ini, si penjual lupa memenuhi order saya.  Si penjual malah terus menerus ngeles, ga minta maaf.  Ga ada tuh dikirimin coklat….

Saya hanya tersenyum manis dan berkata: jadi, kamu tahu kan, siapa yang memberikan excellent service?

It takes months to find a customer and only seconds to lose one.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...