Helping Hands



Begitu banyak pertolongan yang saya dapatkan ketika harus menyelenggarakan suatu workshop yang cukup besar untuk ukuran perusahaan kami yang baru saja dibentuk.  Dan saya tidak berhenti bersyukur ketika menyadarinya….

Beberapa hari yang lalu, kami baru saja selesai menyelenggarakan pelatihan yang awalnya di luar core competency kami, namun karena permintaan klien yang cukup mendesak, akhirnya kami menyanggupinya tanpa pikir panjang.  Ternyata, jalan yang kami tempuh cukup terjal dan berliku-liku, penuh air mata, lebay, tapi itulah yang sempat saya rasakan, walaupun saya tidak berani sharing kepada para partner saya.  Saya cuma takut, apabila saya sharing kepada partner saya, tandem saya, dia pun kemudian akan ikut berkecil hati.  Saya suka berpikir, jangan-jangan, tandem saya itu juga sering menangis, tapi kami sama-sama menutupi di depan satu dan lainnya, selain karena gengsi, jaim, juga supaya tidak kecil hati.  Maybe….

Bayangkan, persetujuan pelaksanaan hanya tepat 1 hari kerja sebelum pelaksanaan workshop, jadi kami nekat, sudah memberikan tanda jadi kepada pihak gedung, juga memesan training kit.  Gesek aja, sambil berdoa, bahwa pelatihan kami disetujui klien.  Untunglah, besoknya kami disetujui.  Untungnya lagi, walaupun hanya 1 hari kerja sebelumnya, hari itu jatuh di wiken, jadi selama Sabtu dan Minggu, kami punya kesempatan menyiapkan segalanya.  Kebayang harus mencari percetakan untuk mencetak semua materi, karena masih saja ada yang baru masuk pada hari-hari terakhir itu.  Kami pun putar otak, dan di situlah saya baru melihat, begitu banyak tangan yang mengulurkan bantuan…..

Syukurlah, tangan-tangan yang mengulurkan bantuan itu juga all out, lembur sampai malam di hari-hari wiken, membantu pendaftaran peserta atau jadi asrot di hari H, dan lain sebagainya yang tentu perlu pengorbanan, perlu alasan, kenapa kamu begitu ingin membantu.  Dan itulah yang saya tanyakan, semuanya jawabannya satu; buat kamu, apa sih yang ga saya kerjakan?  Speechless….

Namun, itu lah yang terjadi, semua berjalan lancar, walaupun hati rasanya sudah panas, ingin marah, kesal, sedih, pengin nangis……

At the end of the day, saya tidak berhenti bersyukur bahwa God loves me so much, begitu banyak orang-orang peduli yang Tuhan kirimkan untuk saya.  Terima kasih yang tidak terhingga pada teman-teman saya yang mengulurkan tangan untuk membantu. Pelatihan kami tidak mungkin dapat terlaksana tanpa bantuan kalian.

Thank you helping hands…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...