Lobbyist



A lobbyist is someone hired by a business or a cause to persuade legislators to support that business or cause. Lobbyists get paid to win favor from politicians.

Profesi lobbyist mendadak beken di negeri tercinta ini, karena ada kasus yang begitu ramai diperbincangkan, apalagi di jagad maya.  Saya pun ga mau kalah, mulai saat ini, saya ga mau dibilang broker lagi, saya maunya dibilang lobbyist.  Ya, saya sekarang punya profesi baru, seorang lobbyist. Qiqiqi.

Klien pertama saya, setelah saya ganti nama profesi, adalah seorang teman yang merasa dipersulit dengan birokrasi di sebuah instansi pemerintah.  Dari awal saya sudah menjelaskan, saya bukan calo dan saya belum pernah membantu orang mengurus surat-surat ataupun perizinan.  Apalagi, saya benar-benar tekankan, saya tidak mau membantu sesuatu yang melanggar peraturan, atau membantu membuat sesuatu yang tidak boleh menjadi boleh.  Saya menolak mentah-mentah.  Saya hanya mau membantu, karena dia adalah teman saya dan kebetulan saya cukup kenal banyak orang-orang di instansi pemerintah yang dia perlukan itu.  Kebetulan pula, salah seorang teman saya baru saja diangkat sebagai kepala di unit yang dia perlukan.  Jadilah kami sepakat untuk menemui orang tersebut.  Tak disangka, hanya beberapa menit saya kirimkan SMS untuk minta menghadap, sang pejabat bilang, silakan datang minggu depan, karena dia sedang dinas ke luar kota.  Wah, terkagum-kagumlah teman saya berikut anak buahnya. Jujur, saya sendiri surprise kok, kok bisa-bisanya langsung dijawab sang pejabat.  Hehehe.  Namun, karena klien saya butuh segera, saya pun putar otak lagi.  Saya jadi berkonsultasi dengan mantan pejabat di sana, yang pernah mengepalai unit tersebut, karena saya bilang, mungkin saya bisa ke bawahannya saja, supaya lebih cepat.  Saya pun dapat petunjuk dari mantan pejabat itu, lengkap dengan alur kerjanya, harus kemana.  Saya pun coba mengirimkan SMS ke bawahannya dan dijawab pula dan kami langsung dapat waktu untuk menghadap.  Ketika kami menghadap, ternyata segala urusan beres dan malahan, tahapan yang tadinya akan dilakukan oleh teman saya, diminta untuk tidak dilakukan, karena akan menambah panjang rantai birokrasi.  Walhasil, teman saya pun puas, karena telah berhasil menemui pihak-pihak yang pas dan ternyata bisa membuatnya berhemat, baik biaya maupun waktu.  Di sisi lain, saya pun puas, artinya saya memang bisa membantu, bahkan saya sendiri surprise, kok bisa ya?  Hahaha….

Klien kedua saya adalah justru si mantan pejabat yang membantu saya itu.  Beliau minta tolong saya untuk mempertemukan dirinya dengan seorang direktur perusahaan besar, yang kebetulan saya kenal dan pernah bekerja sama.  Saya ragu, karena saya sendiri minta waktu untuk menghadap saja sampai sekarang ga dapat-dapat, walaupun SMS saya selalu dijawab, tapi tidak pernah memberikan waktu untuk menghadap.  Duh.  Anyway, saya tetap coba saja, menggunakan jalur-jalur yang saya kenal baik dan yakin akan membantu.  Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami dapat waktu untuk menghadap.  Sayangnya, saya saat itu tidak bisa ikut menghadiri, karena ada acara lainnya.  Namun, saya pikir, mungkin ada baiknya juga saya tidak hadir, karena nanti ketauan dong kalau saya lobbyist, hihihi.  Jadi, mendingan saya ada di belakang layar, toh sekarang saya sudah sok akrab dengan sekretarisnya, jadi kapan-kapan saya bisa minta waktu untuk kepentingan saya sendiri.  Kembali, saya surprise lagi, kok bisa ya?  Hahaha….

Saya pun jadi berpikir, mungkin benar, saya seorang lobbyist, karena ternyata saya punya network yang cukup baik, yang telah saya jalin bertahun-tahun lamanya dan ternyata dapat saya digunakan di saat saya sedang kesusahan seperti sekarang ini.

Nah, sekarang, yang membuat saya bingung, ketika klien bertanya, bagaimana cara berterima kasih pada saya?  Wah, saya jadi bingung, karena ini kan profesi yang terbentuk secara mendadak.  Kalau baca-baca di media sih, lobbyist yang sekarang sedang ramai diperbincangkan di Negara ini jelas tarifnya.  Masak saya harus mengikuti mereka?  Kayaknya saya ngelunjak deh, walaupun saya memang BU.  Hihihi.

Anyway, waktunya untuk berpikir secara profesional kan?  Let’s think about it…

Success can be built on a strong relationship between a lobbyist and a single, powerful lawmaker – Joshua Micah Marshall

There are good people in lobbying industry.  Lobbyists can serve a very useful purpose – Kevin Spacey

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...