Mendadak Cerdas
Setelah super galau beberapa hari, akhirnya saya pun memutuskan untuk berhenti galau. Kenapa? Karena kalau saya sedang super galau, biasanya saya jadi mumet sendiri, rasanya bodo banget, ga bisa mikir.
Pagi itu saya masih belum bisa berpikir jernih, sehingga
setiap ada pertanyaan, saya jawab, terserah baiknya saja. Begitu terus-terusan, karena saya tidak bisa
memikirkan jawaban yang tepat. Hingga
akhirnya ketika siang hari, ketika saya memantapkan diri untuk berhenti galau,
saya pun akhirnya mendadak cerdas. Mulai
dari hal-hal kecil sampai dengan hal-hal yang saya pikir cukup produktif dan
menguntungkan bagi diri saya. Mulai dari
masalah pemesanan pizza yang salah, sampai urusan permintaan terima kasih. Bayangkan, paginya saya berhasil membantu
suatu perusahaan dalam mengurus perizinan dan mereka menanyakan, bagaimana bisa
berterima kasih pada saya dan saya tidak bisa menjawabnya, saya blank. Siang itu saya mendadak cerdas, saya baru
ingat, lho saya kan punya pelatihan yang diperlukan oleh perusahaan
tersebut. Saya pun menyampaikan hal
tersebut dan perusahaan itu pun senang, karena memang pelatihan itu dibutuhkan
mereka, di sisi lain, mereka bisa menyampaikan terima kasihnya pada saya dengan
mengirimkan peserta pelatihan, karena pelatihan itu merupakan bisnis saya, dan
yang pasti saya pun senang karena mendapatkan peserta pelatihan. Benar-benar win-win solution.
Hari berikutnya, saya bertemu dengan teman saya yang
membantu mengurus kasus saya dan dia menceritakan kesulitannya. Saya pun jadi ikut mumet, ikut bingung
memikirkan jalan keluarnya. Akhirnya
saya pun menemukan jalan keluar yang saya pikir sangat baik. Keesokan harinya saya pun mulai mengontak
orang-orang yang terkait yang akan saya mintai tolong. Saya pun mengontak sahabat dekat saya,
intinya saya minta pertolongannya, namun di tengah chatting, saya pun tiba-tiba
punya ide alternatif lain, yang tentunya lebih baik. Saya mendadak cerdas!
Kalau saya pikir-pikir, kejadiannya selalu begitu: bingung,
galau, curhat ke sahabat, walalupun cuma
dijawab iya, OK, atau malahan ga tau, lupa, eh, tiba-tiba saya jadi punya ide.
Akhirnya saya bilang ke sahabat saya itu: saya, heran ya, saya kok mendadak
cerdas kalo ngomong sama kamu. Dan
dengan kegeeran sahabat itu pun bilang, yah begitulah saya, bersinar untuk
sekitarnya, jadi kalo ngomong sama saya memang kamu pasti mendadak cerdas. Hahaha, masak sih? Tapi, kalau saya
pikir-pikir, beberapa kejadian saya mendadak cerdas memang ketika chatting
dengan sang sohib ini. Baiklah, dikau
memang menyinari diriku, hihihi….
Mungkin seperti yang saya pernah tulis, ada orang yang
selalu ingin kita jadikan orang pertama yang kita ceritakan untuk masalah apapun,
the first to call, (http://www.baby-godlovesme.blogspot.co.id/2015/08/first-to-call.html), karena kita tahu bahwa reaksinya akan seperti yang kita
harapkan. Nah, mungkin seperti inilah
pentingnya kita punya seseorang yang bisa membuat kita mendadak cerdas,
hehe. Namun, sebagaimana pada diri saya,
orang tersebut adalah orang yang sama, orang yang ingin pertama kita ceritakan,
ternyata orang yang membuat kita mendadak cerdas. Karena ternyata, dengan bercerita kepada
orang tersebut, pikiran kita jadi lebih terbuka, jadi cerdas.
Saya dulu juga sering dibilang mentari oleh orang-orang dekat saya, ehm, karena saya dianggap memang menyinari atau memberi semangat pada orang sekitar saya, bahkan salah seorang dosen saya dulu memberi nama saya nama bunga yang menurut beliau adalah spring flowers, yang memberikan kehangatan pada sekitarnya. Namun, belum pernah ada yang mengakui bahwa saya dapat membukakan pikiran buat orang sekitar saya, Mudah-mudahan saya bisa seperti teman saya itu, menjadi orang yang dapat membuka pikiran orang lain, amin……
Saya dulu juga sering dibilang mentari oleh orang-orang dekat saya, ehm, karena saya dianggap memang menyinari atau memberi semangat pada orang sekitar saya, bahkan salah seorang dosen saya dulu memberi nama saya nama bunga yang menurut beliau adalah spring flowers, yang memberikan kehangatan pada sekitarnya. Namun, belum pernah ada yang mengakui bahwa saya dapat membukakan pikiran buat orang sekitar saya, Mudah-mudahan saya bisa seperti teman saya itu, menjadi orang yang dapat membuka pikiran orang lain, amin……
Dedicated to a special
friend who always opens my mind…..
Komentar
Posting Komentar