Super Galau
Dulu saya pernah membahas masalah galau, nah sekarang saya sendiri merasa super galau. Bayangkan, saking galaunya, saya sampai lupa mengambil uang saya di mesin ATM, padahal jelas-jelas saya ke ATM untuk mengambil uang. Yang ada, kartu ATM nya saya ambil, uangnya tidak. Oh no…..
Memang saya lagi super galau, dari pagi saya rasanya
mendapat banyak petunjuk yang membuat saya semakin galau. Di pertemuan pagi, saya mendapatkan fakta
yang membuat saya galau. Pindah ke
pertemuan kedua, saya mendapatkan fakta lain yang membuat saya tambah
galau. Akhirnya saya pun mengejar
seorang sahabat yang lagi ribet mengurus dokumennya di satu instansi
pemerintah. Saya pun bela-belain
menyusulnya, hanya untuk curhat.
Seorang sahabat pun bilang, lain kali, kalau kamu lagi super
galau dan kemudian mau ambil uang di ATM, tolong bilang saya, jadi saya akan
mengantri di ATM itu, supaya saya dapat rejeki. Hahaha…
Tapi saya sangat percaya dengan perkataan seorang teman,
bahwa jangan pernah takut salah memberikan sedekah karena uang itu pasti akan
sampai kepada orang yang memang pantas menerimanya. Juga, saya sangat percaya
bahwa rejeki sudah diatur. Jadi, saya
percaya, yang menemukan uang saya menggeletak di bibir ATM adalah orang yang
memang pantas, orang yang memang rejekinya mendapatkan uang saya. Hehehe….
Bicara tentang kegalauan, saya sekarang jadi terpana lihat asisten di rumah, setiap saat ganti status, juga sering banget ganti picturenya. Tapi, kalau saya tanya, apa kamu sedang galau, jawabnya, iseng aja kok bu. Yah, mungkin begitulah kalau masih ABG, sering banget galaunya. Tapi kalau yang sudah bukan ABG dan galau terus, seperti teman saya, saya pikir aneh, hihihi, maaf ya sis….
Super galau saya ini memang ternyata berlangsung beberapa
hari berikutnya. Bayangkan, semua orang
saya curhatin, semua orang saya tanyakan pendapatnya. Saya memang tidak terbiasa mengekpresikan
kegalauan saya ke mana-mana, ga biasa gonta ganti status. Jadi, biasanya saya malah minta masukan kiri
kanan dan akhirnya, karena kebanyakan masukan saya malah jadi bingung. Hahaha….
Anyway, setelah galau sekian lama, akhirnya waktunya tiba
juga. Saya sudah sumpek banget rasanya,
saya marah pada diri sendiri, kenapa harus terus terusan galau, karena kalau
sedang galau kayak gini, saya jadi sulit untuk produktif. Cukuplah galaunya, enough is enough. Saya pun akhirnya ambil keputusan sendiri,
tentunya dengan mengambil masukan yang saya timbang-timbang paling cocok
lah. Benar saja, ketika saya sudah
menjalankan keputusan saya dengan santai, tanpa beban, nothing to lose, saya
malah lega banget. Dan benar tuh, saya
jadi ga galau lagi, que sera sera…..
Komentar
Posting Komentar