Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Go and Come

Kalau lazimnya orang mengatakan “come and go”, saya malah merasa kebalikannya.   Saya lebih sering merasakan kehilangan terlebih dahulu, baru mendapatkan gantinya.   Atau, mungkin ketika kita memilikinya, kita tidak menyadarinya, sampai ketika ia hilang, baru kita merasakannya.   Untungnya, saya selalu mendapatkan gantinya. Sebagai contoh, ketika saya mengalami keguguran pada kehamilan pertama.   Sungguh menyedihkan.   Setelah menanti bertahun-tahun, saya hamil, namun malah mengalami keguguran.   Rasanya ingin sekali menyalahkan semua orang.   Namun, akhirnya saya dapat menerima dengan legowo.   Benar saja, beberapa bulan kemudian, saya mendapatkan gantinya dan kehamilan saya berjalan lancar hingga melahirkan.   Pengalaman ini membuat saya dapat menasehati orang-orang di lingkungan saya yang bersedih hati karena mengalami keguguran.   Tenang saja, begitu selalu saya menghibur,   kamu pasti akan dapat gantinya. Yang sering kejadian adalah masalah pertemanan.   Beberapa kali sa

Vogue

Gambar
Vogue: something (such as a way of dressing or behaving) that is fashionable or popular in a particular time and place. Ketika saya berulang tahun, teman saya dari negeri seberang bilang: semoga you makin vogue.   Saya tidak paham, jadi saya segera cari tahu apa maksudnya.   Saya malah bingung ketika tahu artinya, fashionable or popular?   Masak sih? Saya jadi mematut-matut diri, saya sangat yakin tidak fashionable atau populer.   Saya rata-rata kok, saya bukan orang yang biasa jadi pusat perhatian, atau kala saya berjalan dan berpapasan dengan orang kemudian orang itu akan menoleh dan menoleh lagi.   Karena saya memang bukan tipe orang seperti itu, bahkan dulu pacar saya bilang, point of interest saya padamu bukan di penampilan fisik, tapi di sikapmu.   Kayaknya maksudnya, inner beauty.   Cie… Sebenarnya, kalau saya melihat ke belakang, saya benar-benar bukan orang yang fashionable.   Mulai dari kecil, sampai kuliah dan bekerja, saya lebih senang memakai pakaian yang ny

Miss On Time

Gambar
Saya diberi julukan itu oleh kolega saya, karena memang saya sering on time, terutama apabila harus berangkat naik pesawat terbang.   Saya on time, sehingga harus berlari-lari ke ruangan boarding karena penumpang lainnya memang sudah boarding.   Hehe… Teman saya yang bertugas melakukan check in untuk saya bilang, selalu deg-degan apabila bertugas mengantar saya pergi, karena biasanya “on time", sehingga harus berlari-lari ke gerbang keberangkatan.   Dibandingkan dengan kolega saya yang lain, saya tidak pernah sempat duduk menunggu di lounge, sehingga fasilitas itu biasanya digunakan oleh teman saya sang protokoler. Ya, tidak tahu kenapa, semakin lama saya semakin on time.   Biasanya yang ikut senewen adalah sang sopir, karena dia lah yang kerap ditelpon oleh protokoler atau sekretaris untuk menanyakan posisi saya. Padahal, dulu saya selalu berangkat lebih cepat, namun tak tau kenapa, semakin berumur, malah semakin malas berangkat lebih cepat. Alhasil, anak-anak

My Turn

Dalam hidup, kadang-kadang kita mendapatkan perlakuan yang sama dengan yang kita lakukan terhadap orang lain sebelumnya.   Biasanya seperti giliran saja, saya melakukan ini, kemudian di lain waktu saya diperlakukan seperti itu. Anak sulung saya sering sekali di bully teman-temannya, jadi saya terpaksa sering melaporkan teman-temannya ke orang tuanya masing-masing, supaya teman-teman yang membully jangan melakukannya lagi.   Begitu ada anak kedua, saya sudah membatin dalam hati, si bungsu ini kayaknya yang malah akan membully.   Benar saja, begitu dia masuk sekolah, saya malahan yang harus sering minta maaf kepada orang tua dari teman-teman si bungsu yang dia bully.   Benar-benar giliran saya! Haha…. Dulu si sulung sering diperlakukan kurang ajar oleh salah seorang temannya yang kebetulan berkebutuhan khusus.   Saya sempat marah, sebelum mengetahui bahwa temannya berkebutuhan khusus.   Saya pun jatuh iba melihat kedua orang tua temannya yang begitu mati-matian mengusahakan pen

Bragging

Gambar
Brag: say in a boastful manner. Bragging: to talk or write about oneself in a proud or self-impressed way Hari-hari terakhir ini saya dibikin kesal oleh orang-orang yang senang bragging.   Senang membesar-besarkan dirinya sendiri.   Benar-benar membuat saya muak! Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk mengurus perizinan perusahaan tempat saya bekerja.   Saya sudah berupaya untuk mencari jalan yang paling efisien, namun di tengah proses, kolega saya bilang, dia ambil alih, karena menurut dia, dia bisa lebih cepat dan lebih murah.   Dia bilang: it took too long, and it should be free, I will take care.   Saya jawab: okay sir, good luck!   Sampai sebulan kemudian, perizinannya tidak pernah selesai.   Haha… Kolega saya ini memang senang sekali bila dianggap penting dan dia juga senang bragging, sering merasa sebagai pahlawan.   Kalau mood saya sedang baik, saya malah memanfaatkannya.   Hahaha…. Barusan saya memuji-mujinya, supaya dia mau menemui orang yang kera

Right away, no delay

Saya termasuk orang yang tidak suka menunda-nunda sesuatu.   Bukannya apa-apa, tapi saya takut lupa.   Jadi, apabila ada orang yang minta tolong, saya biasanya tidak pikir panjang, langsung saja mencoba menolong dalam batas kemampuan saya. Dulu, anak buah saya sering bilang, bu tolong SMS pejabat ini itu, minta waktu mengahadap.   Sambil mengobrol, saya mengirimkan pesan itu.   Ketika anak buah akan pamit, dia mengingatkan saya lagi dan saya jawab, sudah dapat jawabannya, kita menghadap besok pagi.   Kemudian sang anak buah protes, karena belum menyiapkan materi untuk besok pagi.   Saya pun mengomel, kenapa minta tolong saya kalau belum siap?   Dia jawab, karena dia pikir, saya akan melakukannya nanti.   Beberapa kali terjadi hal yang sama, tetap saja sang anak buah sering tidak siap.   Rupanya dia tidak kapok, hehehe…. Seorang teman kebingungan mencari sponsor untuk acaranya dan mengontak saya untuk minta bantuan.   Saya mengontak beberapa orang dan ternyata mereka langsung