Kepedulian


Teman perempuan saya memang orangnya sangat peduli pada hal-hal kecil, beberapa di antaranya sangat menyentuh saya, karena tidak banyak orang yang mau bersusah payah melakukan hal kecil hanya karena merasa peduli pada orang lain, bahkan orang yang tidak dikenal.

Si teman ini punya nomor-nomor telpon yang dia anggap penting, sementara orang lain mengabaikannya.  Yang paling sering adalah kejadian di jalan tol.  Sang teman, bahkan kadang sambil menyupir kerap melaporkan kejadian yang dia anggap penting di jalan tol ke nomor telpon pengelola tol.  Beberapa hal yang saya ingat sungguh membekas di hati.

Suatu hari, saya dan dia beserta beberapa teman lainnya sedang naik mobil di jalan arteri di samping tol.  Seorang anak berlari di jalan tol yang dalam keadaan macet melawan arah dan si teman yang peduli langsung menelepon pengelola tol melaporkan kejadian itu, lengkap dengan posisinya dan kekhawatirannya akan anak kecil itu.  Ketika saya tanya, kenapa kamu begitu peduli, dia bilang, saya lihat anak itu turun dari salah satu mobil dan dikejar oleh beberapa orang dewasa, jangan-jangan dia korban penculikan, mana dia lari melawan arah di jalan tol, walaupun sangat macet dan kendaraan berhenti, namun sangat berbahaya.

Kali kedua, kebetulan saya menumpang mobilnya dan dia yang menyetir.  Di jalan tol dia lihat ada perempuan berjalan seperti tidak tahu arah dan masih mengenakan piyama.  Dia segera menepikan kendaraan dan kembali menelepon pengelola tol, mengabarkan hal tersebut dan lengkap dengan kekhawatirannya bahwa perempuan itu kebingungan.  Sungguh mengharukan.

Yang paling mengharukan, ketika itu kami sedang konvoi, dia di mobil depan dan kami di belakang agak terhambat macet.  Kebetulan mobil yang kami tumpangi lebih besar, yang tidak lain mobil dia juga.  Tiba-tiba dia menelepon dan bertanya posisi kami, kami bilang, kami terhambat macet.  Sungguh mengejutkan, dia bilang, itu ada sekelompok anak berlarian karena bus sekolah yang membawa mereka terbakar dan dia minta tolong kami mengangkut anak-anak tersebut.  Kami terpana, betapa dia sangat peduli.  Kami tidak jadi mengangkut anak-anak tersebut karena kami ragu begitu banyak anak, dan mendapat omelan dari dia.  Namun kami dapat pelajaran berharga dari ceritanya.  Bahwa dia berhenti di depan bus yang terbakar dan menelepon petugas tol, namun dia tidak berani mendekat, makanya dia minta kami yang membantu anak-anak itu.  Sungguh mengharukan.

Dia juga pernah minta sumbangan kepada teman-teman sekantor ketika dia bilang, ada keluarga yang tinggal di gerobak di dekat kantor kami.  Dia sampai mengetahui bahwa anak-anak itu dimandikan di saluran pembuangan air di kompleks perumahan elit di belakang kantor kami.  Saya dan teman-teman akhirnya mengumpulkan pakaian bekas dan uang sekedarnya untuk membantu keluarga itu.  Tentunya juga untuk menyenangkan sang teman, membuatnya berhenti untuk khawatir.

Yang sering kejadian juga adalah, dia rela merepotkan diri dan tentunya kami yang serombongan dengannya, untuk melaporkan sesuatu yang terjadi di tempat umum, apabila dia rasa itu akan merugikan orang lain.  Yang terakhir, kami baru saja masuk mal dan melewati tempat parkir, dan dia melihat ada salah satu mobil yang lampunya menyala.  Dia mulai berkata, kasihan pemilik mobilnya.  Dia bertanya ke satpam, kemana dia bisa melaporkan hal itu dan kami semuanya terpaksa mengikutinya ke bagian informasi hanya untuk minta diumumkan bahwa mobil jenis ini dengan nomor polisi sekian di lapangan parkir bagian belakang lampunya menyala.  Kami tidak bisa mengomel, hanya berkata dalam hati, itulah kepedulian….

Nobody ever too busy.  If they care, they will make time….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...