Desperado
Selama dua hari terakhir ini saya memang amat sangat putus asa. Belum pernah rasanya seputus asa ini. Bayangkan, menjelang deadline dua hari lagi, klien saya membatalkan keikutsertaannya dalam kelas pelatihan yang saya adakan. Bagaimana mungkin mencari penggantinya dalam dua hari, sementara untuk mendapatkan 1 kelas saja perjuangannya sudah berbulan-bulan. Dan ketika semua persiapan sudah hampir rampung, tiba-tiba seorang mundur. Pusing…..
Saking desperate nya, saya sibuk bepikir keras, siapa yang
bisa saya kontak. Sahabat-sahabat saya
pun memberikan masukan. Coba kontak si
A, si B, dsb. Saya pun akhirnya membuat
daftar, siapa orang-orang yang bisa saya kontak esok pagi.
Keesokan harinya, sejak pagi hari, saya sibuk mengirimkan
pesan, lewat BBM, WA, SMS dan email.
Bahkan ada orang yang sudah lama tidak saya kontak, saya kontak lagi
karena mendapatkan masukan dari seorang teman.
Bahkan ketika saya tidak sengaja ketemu seorang teman yang sedang makan
siang dengan suaminya, saya yang tidak biasanya kepo, langsung bertanya, dimana
sang suami bekerja. Demi menawarkan
pelatihan saya. Haha….
Sayangnya, semua orang yang saya hubungi hari itu tidak
mempunyai kewenangan yang cukup untuk memutuskan, bukan para decision
maker. Jadi semuanya hanya bisa bilang,
nanti saya teruskan ke bagiannya ya, atau nanti saya lapor boss dulu. Sebaliknya, yang memang decision maker,
ternyata perusahaannya belum membutuhkan training saya. Duh…..
Setelah seharian frustrasi tidak berhasil mencari pengganti,
saya pun diskusi dengan para partner dan mereka setuju dengan beberapa
alternatif yang saya ajukan, seperti mengontak pesaing untuk minta bantuan,
merengek-rengek minta pengganti kepada klien yang membatalkan, atau tetap
running dengan peserta yang ada tapi kami membayari pegawai kami sendiri untuk
menjadi peserta, sehingga kelas tetap memenuhi jumlah minimum. Saya pun mulai agak tenang.
Pulang ke rumah, take a nap dan kemudian saya pun jadi
tenang. Take a deep breath……
Agak malam, saya pun mengontak klien yang membatalkan, saya
iseng-iseng bertanya, apakah ada kemungkinan mereka mengganti peserta? Ternyata benar, mereka sedang mencari
kandidat untuk menggantikan peserta yang mundur. Syukurlah…
Keesokan harinya, tepat di hari tenggat waktunya, saya
melaporkan kepada boss bahwa akhirnya peserta cukup. Di saat itu lah, sebuah email masuk, dan
seorang klien mendaftarkan peserta pelatihan. Wow, akhirnya saya malah dapat seorang tambahan! Betapa leganya kami.
Saat ini kami, saya dan teman-teman sedang makan siang,
setelah saya melakukan peninjauan persiapan pelatihan. Ketika kami sedang asyik makan, kami
didatangi seorang laki-laki dan mengatakan, mohon jangan foto ibu ketika sedang
makan. Kami sempat bingung dan melihat
sekeliling, ternyata tepat di depan kami, di meja seberang, ibu negara sedang
makan dengan anaknya dan dikelilingi para pengawalnya. Rupanya, orang yang mendatangi kami adalah
salah seorang pengawalnya. Saya pun berkata
pada sahabat di sebelah saya: untung saya ketemu ibu negara hari ini, kalau
kemarin, mungkin saya sudah menawarkannya training! Haha….
Komentar
Posting Komentar