Go and Come


Kalau lazimnya orang mengatakan “come and go”, saya malah merasa kebalikannya.  Saya lebih sering merasakan kehilangan terlebih dahulu, baru mendapatkan gantinya.  Atau, mungkin ketika kita memilikinya, kita tidak menyadarinya, sampai ketika ia hilang, baru kita merasakannya.  Untungnya, saya selalu mendapatkan gantinya.

Sebagai contoh, ketika saya mengalami keguguran pada kehamilan pertama.  Sungguh menyedihkan.  Setelah menanti bertahun-tahun, saya hamil, namun malah mengalami keguguran.  Rasanya ingin sekali menyalahkan semua orang.  Namun, akhirnya saya dapat menerima dengan legowo.  Benar saja, beberapa bulan kemudian, saya mendapatkan gantinya dan kehamilan saya berjalan lancar hingga melahirkan.  Pengalaman ini membuat saya dapat menasehati orang-orang di lingkungan saya yang bersedih hati karena mengalami keguguran.  Tenang saja, begitu selalu saya menghibur,  kamu pasti akan dapat gantinya.

Yang sering kejadian adalah masalah pertemanan.  Beberapa kali saya jadi merasa kehilangan teman, ditinggal teman, terutama sejak saya menghadapi masalah yang amat pelik ini.  Namun, biasanya, setelah kehilangan, beberapa hari kemudian, saya mendapatkan teman baru, atau teman lama yang muncul kembali, dan yang baru ini lebih mengerti apa arti teman….

Dulu saya merasa punya banyak sekali teman, terutama ketika saya menjabat, banyak teman lama yang muncul kembali, selain tentunya teman-teman baru.  Namun, begitu saya menghadapi masalah, mulai terasa, teman sejati hanya bisa dihitung dengan jari.  Yang lainnya, entah menghilang, atau hanya berbasa-basi saja apabila saya kontak, namun selebihnya seperti tidak peduli.

Kejadian terakhir ketika seorang teman yang saya pikir sangat dekat dengan saya, menolak permintaan saya yang sebenarnya sangat sederhana.  Saya hanya minta dia menemani saya.  Dengan berbagai alasan, dia bilang tidak punya waktu, sehingga saya menangkap, ada keenganan di nada suaranya.  Ternyata benar, dia merasa tidak nyaman.  Sedih memang, tapi itu kan pilihan, saya harus menghormati pilihannya.  Beberapa hari kemudian, saya memang ditemani oleh teman yang lain, namun yang membuat saya menangis, seorang teman lama memfasilitasi semua pertemuan saya itu dan akhirnya dia memberanikan diri menanyakan masalah saya dan menawarkan bantuan.  Yang tidak pernah saya lupa adalah kata-katanya:  itulah gunanya berteman, bukan untuk hura-hura, namun untuk saling bantu….

Speechless…..

Moral of the story: Tenang saja, Tuhan akan memberi gantinya yang lebih baik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...