Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

New Kid on the Block

Gambar
Semua orang pasti pernah mengalami jadi New Kid on the Block, jadi anak baru… Ketika kita masuk ke lingkungan baru, otomatis kita jadi anak baru.   Mulai dari masuk sekolah, mulai bekerja, pindah kerja, menikah, pindah rumah, banyak sekali kejadian yang membuat kita jadi anak baru.   Sebagai anak baru, wajar dan manusiawi kalau kita kadang-kadang merasa khawatir, ga pede ketika menjalani hari pertama. Saya cukup beruntung karena jadi anak ketiga dengan beda umur hanya setahun dengan para kakak.   Jadi, setiap masuk sekolah, mulai dari TK sampai SMA, saya tidak pernah punya kekhawatiran.   Karena saya selalu bersekolah di tempat yang sama dengan kakak-kakak saya.   Jadi, saya ga sendirian banget, minimal sudah punya 2 teman, ya kedua kakak saya itu.   Malahan, ada kecenderungan kita selalu ke sekolah yang sama dengan mayoritas teman-teman kita, dari TK ke SD yang sama dan seterusnya sampai jenjang SMA.   Jadi, saya tidak pernah merasakan jadi anak baru hingga ketika masuk pergu

Copas

Gambar
Copas: a short form of "copy and paste"; a blatant, unapologetic form of plagiarism; describes the act of hastily copying and pasting work from other documents to produce your own work. (Originated in Indonesia, on internet forums) Saya sendiri kurang setuju dengan definisi di atas, copas tidak selalu terkait dengan plagiarism, copas hanya memudahkan kita.   Contohnya, baru saja kejadian, percakapan saya dengan teman saya.   Dia mengirimkan ucapan selamat hari raya kepada saya, ternyata ada typo error sedikit.   Ketika saya memberitahukannya, dia bilang: wah, kamu jeli juga ya, makasih ya, padahal sudah keburu saya copas kemana-mana.   See, teman saya tidak melakukan plagiarism, dia hanya membuat pesan ucapan selamat dan kemudian meng copy dan kemudian mem paste nya untuk mempermudah dirinya mengirimkan pesannya ke banyak orang, tanpa harus mengetik setiap kalinya. Teman-teman saya suka bilang; every little thing she does is magic.   Wah, geer sekali saya, masak

Delegasi

Delegasi: orang (orang) yang ditunjuk dan diutus oleh suatu perkumpulan (negara dsb) dalam suatu perundingan (musyawarah dsb); perutusan; penyerahan atau pelimpahan wewenang; pelimpahan wewenang Sungguh sulit untuk mempercayakan suatu pekerjaan yang biasa kita lakukan kepada orang lain.   Kenapa?   Karena ekspektasi kita kadang berlebihan, kita merasa semua orang punya talenta, kapabilitas, kemampuan yang sama dengan kita.   Sehingga, banyak orang yang kecewa, ketika pekerjaannya dilakukan oleh orang lain, hasilnya tidak sama dengan saat pekerjaan itu kita kerjakan sendiri.   Namun, semakin tinggi jabatan kita, sebaiknya kita mulai dapat mendelegasikan pekerjaan yang tidak strategis, kepada orang lain.   Karena, peran kita sudah lebih strategis, hanya sebatas memberikan pengarahan dan pengawasan saja. Nah, beberapa hari terakhir ini, teman saya sering berkeluh kesah masalah delegasi ini.   Dia mengeluh, tidak bisa mendelegasikan beberapa pekerjaan kepada anak buahnya, karena

Ewuh Pekewuh

Ewuh pekewuh: (dari bahasa Jawa) segan-segan (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Banyak orang yang ewuh pekewuh, alias ga enakan.   Padahal karena rasa sungkan, segan ini, kadang-kadang menimbulkan masalah. Teman saya bercerita, karena ga enak keluar dari grup WA, dia bertahan di grup itu sampai akhirnya dapat masalah di rumah.   Padahal dari awal, seorang sahabatnya sudah menasehatinya, namun sang teman tidak melakukannya.   Begitu benar timbul masalah, teman itu baru keluar dari grup dan tentunya mendapat omelan sahabatnya.   Sahabat lainnya bilang, kalau tidak nyaman, tidak usah ga enakan, keluar saja, ngapain merugikan diri sendiri.   Itu baru contoh kecil. Beberapa hari ini, teman saya curhat, katanya ga enak ngomong sama anak buahnya, untuk minta mereka merapikan workstationnya.   Lho, saya bilang, you’re the boss, tunjukkan bahwa kamu berhak menginstruksikan mereka untuk merapikannya. Teman lain curhat, ga enak kalau mengingatkan para pemegang saham untuk setor mod

Mama Mana?

Setiap bangun tidur, ucapan yang keluar dari anak-anak saya adalah: Mama mana? Begitu otomatis, sejak masih kecil, sampai mereka besar seperti sekarang, setiap bangun tidur, keluar kamar dan bertanya: Mama mana?   Jadi, kata-kata pertama yang diucapkan setiap pagi adalah: Mama mana.   Saya tidak ingat persis, kapan anak-anak mulai menanyakan keberadaan saya, sepertinya mulai dari mereka bisa berbicara. Dulu ketika mereka masih kecil, belum bersekolah, setiap saya pamit untuk berangkat kerja, saya harus memastikan bahwa anak-anak terbangun, matanya terbuka dan dalam keadaan sadar, bahwa saya pamit.   Apabila tidak, maka mereka akan menangis terus-terusan dan membuat bingung para pengasuhnya.   Pernah terjadi, saya terpaksa balik lagi ke rumah untuk menenangkan si kecil karena dia merasa saya belum berpamitan. Saya pun terlambat sampai di kantor demi mengulang pamit saya pada si kecil, demi menjawab pertanyaan Mama mana.   Begitu pentingnya ritual berpamitan ini yang terus b