Recycle


Recycle: convert (waste) into reusable material; return (material) to a previous stage in a cyclic process; use again.

Ketika krisis, sudah biasa kita lihat di  kantor menggunakan kertas bekas, terutama apabila ingin mencetak draft laporan atau surat.  Semua melakukan recycle untuk berhemat.

Nah, sejak saya diberhentikan, saya mulai mengajarkan anak-anak untuk rajin melakukan recycle, daur ulang, untuk berhemat.  Misalnya menggunakan air daur ulang, kertas daur ulang, dll.

Namun, belum pernah saya mengalami jadi pemulung di pasar, memunguti sisa potongan plastik dan  karton, untuk di daur ulang di hampers kami.  Benar-benar tidak pernah terbayangkan sebelumnya…

Gara-gara kami berprinsip, rejeki ga boleh ditolak, maka kami pun terpaksa meladeni pesanan yang masuk pada injury time.  Yang terjadi, tepat seperti dugaan kami sebelumnya, tidak ada satu toko pun yang mau melayani kami.  Semuanya full booked.  Walaupun kami merengek-rengek agar dapat dilayani, namun tidak ada satu toko pun yang bersedia.  Duh….

Saya sempat membatin, tuh kan, ini yang saya takutkan, kita ga bisa memenuhi pesanan klien…

Namun, ternyata, teman saya tidak putus asa.  Dia pun memutuskan akan mengerjakan hampers kami sendirian.  Saya hanya melongo, karena saya benar-benar tidak tahu bagaimana caranya.  Akhirnya kami bagi tugas, saya yang berbelanja kebutuhan, dia yang menyusun hampers.  Keribetan pun segera terjadi.  Ada beberapa bahan yang tidak dijual disitu.  Sang teman bilang, tadi dia lihat ada sisa-sisa bahan itu dibuang.  Ups, saya tercekat, artinya saya harus memulungnya?  Ga ada pilihan, sayapun coba ke sana.  Seorang perempuan penjaga toko pun kasihan pada saya dan menemani saya.  Sebenarnya ga masalah buat saya untuk memungutinya, yang saya takut, kalau sudah ada pemulung yang rutin di sana.  Istilahnya, itu sudah daerah kekuasaan pemulung lain.  Kan sesama pemulung dilarang saling mendahului.  Hihihi.

Akhirnya saya memberanikan diri dengan ditemani si mbak.  Si mbak pun meyakinkan saya bahwa ga masalah kok memunguti sisa-sisa itu, dia malah bilang, dia juga sudah pernah.  Baiklah, sebagai pemulung newbie, saya mengikuti saran dia.  Setelah beberapa kali, saya akhirnya membayar pemulung lain untuk memilah bahan yang saya butuhkan.  Saya pikir, itu lebih efektif dan tentunya, win-win solution.  Saya bisa duduk manis, eh, malahan saya jadinya bisa melihat-lihat dan berbelanja di sana.  Haha.

Gara-gara hampers ini pula, saya merecycle barang-barang saya.  Ketika harus membuat katalog, kami semua membongkar barang-barang kami.  Saya menemukan, banyak barang bagus yang saya beli hanya karena kepengen saja, impulsive buyer istilahnya, padahal sampai sekarang tidak saya gunakan dan tersimpan dengan rapi di boxnya.  Dengan barang-barang itu, teman saya bisa membuat bermacam hampers yang indah dan akhir ceritanya, semua terjual dengan sukses.  Sekali lagi, saya berhasil merecycle barang-barang saya.

Yah, ternyata kegiatan merecycle ini banyak membantu saya di saat sulit ini, dan dari situ saya belajar banyak, mendapatkan pengalaman banyak yang ternyata seru juga, menambah warna pada kehidupan saya…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...