Mama Mana?
Setiap bangun tidur, ucapan yang keluar dari anak-anak saya
adalah: Mama mana?
Begitu otomatis, sejak masih kecil, sampai mereka besar
seperti sekarang, setiap bangun tidur, keluar kamar dan bertanya: Mama mana? Jadi, kata-kata pertama yang diucapkan setiap
pagi adalah: Mama mana. Saya tidak ingat
persis, kapan anak-anak mulai menanyakan keberadaan saya, sepertinya mulai dari
mereka bisa berbicara.
Dulu ketika mereka masih kecil, belum bersekolah, setiap
saya pamit untuk berangkat kerja, saya harus memastikan bahwa anak-anak
terbangun, matanya terbuka dan dalam keadaan sadar, bahwa saya pamit. Apabila tidak, maka mereka akan menangis
terus-terusan dan membuat bingung para pengasuhnya. Pernah terjadi, saya terpaksa balik lagi ke
rumah untuk menenangkan si kecil karena dia merasa saya belum berpamitan. Saya
pun terlambat sampai di kantor demi mengulang pamit saya pada si kecil, demi
menjawab pertanyaan Mama mana. Begitu
pentingnya ritual berpamitan ini yang terus berlangsung sampai mereka
besar. Semuanya demi menjawab pertanyaan
Mama mana.
Sejak kejadian mimpi buruk kami, dimana saya hampir tidak
dapat pulang ke rumah karena hampir ditahan terkait permasalahan hukum yang
melilit saya, si kecil jadi lebih was was, jadi paranoid, sehingga nyaris
setiap saat bertanya: Mama mana? Apabila
beberapa saat tidak melihat saya, dia akan bertanya seperti itu, tidak hanya pada
saat bangun tidur di pagi hari. Tidak hanya di rumah, dimanapun kami berada,
apabila dia tidak melihat saya berada di sekitarnya, dia akan bertanya. Dia
tidak akan tenang sebelum melihat saya dengan matanya sendiri.
Bahkan, pada saat mereka bepergian ke luar kota tanpa saya,
tetap saja, secara refleks, ketika bangun, si kecil akan melontarkan pertanyaan
itu: Mama mana. Padahal dia sudah tau
bahwa saya tidak ikut. Heeh…
Yang paling mengganggu pikiran saya, apabila the worst case
terjadi, dimana saya harus meninggalkan mereka, yang saya takutkan, ketika
anak-anak bangun tidur dan keluar dari kamarnya seraya bertanya: Mama mana?
Tidak ada yang berani atau tega menjawabnya, semuanya bingung, tidak tahu harus
menjawab apa….
Tuhan, mudah-mudahan hal itu tidak terjadi, saya ingin ada
untuk mereka dan ingin selalu bisa menjawab: Mama di sini sayang…..
Komentar
Posting Komentar