Say Cheese….
Kami sekeluarga kurang suka berfoto, ga tau kenapa. Padahal, dulu zaman kakek masih muda, beliau
hobby fotografi dan aktif di klub fotografi.
Jadi sewaktu kecil, kami malah sering berfoto, malah kakek tak segan
minta fotografer untuk mengabadikan acara-acara kami.
Ketika kakek semakin tua, kegiatan ini berkurang dan di
antara ayah bersaudara tidak ada yang meneruskan hobby kakek, sehingga mereka
juga tidak terlalu peduli untuk berfoto.
Malahan, kami sekeluarga berfoto atas inisiatif saya bertahun-tahun yang
lalu. Jadi, apabila bertandang ke rumah
kakak, foto jadul itulah yang masih dipajang.
Lebih parah lagi, apabila bertamu ke rumah paman atau bibi, foto lebih
jadul lagi yang masih dipajang, ketika kakek yang berinisiatif untuk
mengabadikannya.
Nah, ketika social media begitu marak, tetap saja, keluarga
kami tidak bergeming. Sering di saat ada
acara, seperti hari raya, kami sepakat bilang, nanti foto rame-rame yuk, jangan
lupa di upload, trus tag ya. Yang ada,
semua sibuk ngobrol, makan, dll. Ketika
sudah pulang, baru saling berkirim pesan, lho kok kita tadi ga jadi foto
ya? Hahaha…
Di luar keluarga, saya punya geng sahabat dari mulai sekolah
menengah dulu. Di antara mereka, ada
yang memang hobby berfoto, jadi kami sering berfoto bila bertemu, terutama
apabila sahabat yang tinggal di luar negeri berkunjung. Tapi anehnya, apabila sang teman tidak
datang, kami malah sering luput berfoto, walaupun sudah berencana sebelumnya. Sampai teman yang rajin berfoto bertanya,
mana fotonya? Oh iya, lupa. Memang sulit kalau tidak terlalu rajin
berfoto, jadi tidak otomatis kami berfoto. Jadi, kami senang kalau teman yang
satu itu datang, pasti ada yang mengabadikan momen-momen kebersamaan kami. Hihi…
Saya sendiri juga tidak terlalu senang berfoto, apalagi juga
tidak aktif di socmed, jadi lah, tidak terlalu punya inisiatif untuk
mengabadikan kegiatan saya. Juga tidak
terlalu suka berfoto dengan seleb atau public figure, kecuali benar-benar
iseng, seperti di tempat persidangan dulu.
Itupun saya sudah tidak tahu dimana fotonya.
Ketika bertemu ibu negara pun, saya tidak berniat foto
sampai seorang sahabat bilang; no pic hoax.
Jadilah saya berfoto, itu pun karena pengawalnya yang menawarkan. Juga untuk membuktikan bahwa tidak hoax, saya
memang bertemu dengan ibu negara.
Ketika masih menjabat, ada saja yang minta berfoto dengan saya,
namun sejak diberhentikan, jarang sekali, atau malahan ga ada ya, yang minta berfoto
dengan saya, hehehe. Dan karena saya
sempat mempunyai jabatan yang cukup tinggi, saya pun harus di foto secara
resmi, kerennya foto kenegaraan. Saya
tentunya harus terlihat sumringah di foto tersebut. Sayangnya, begitu saya terkena kasus,
ternyata foto itulah yang dipajang di berkas saya. Huh, sungguh menyebalkan. Nah, sejak itulah, saya makin malas kalau
difoto, hahaha…
Terakhir, hari raya kemarin, kami semua sudah janjian akan
berfoto dengan para sepupu karena kami memang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Jadi momen hari raya adalah momen langka yang harusnya diabadikan. Yang ada semua sibuk gossip, sibuk urus
anak-anaknya, dan baru ngeh ketika sudah sampai di rumah masing-masing. Ya sudahlah, next time ya…..
Komentar
Posting Komentar