Open House


Open house:  a place or situation in which all visitors are welcome;  a day when members of the public are invited to visit a place or institution, especially one to which they do not normally have access; an occasion when real estate offered for sale can be viewed by prospective buyers without an appointment.

Pada hari raya, biasanya para pejabat atau tokoh masyarakat selalu melakukan Open House untuk memberi kesempatan pada handai taulan yang ingin mengucapkan salam atau bertamu.

Sepanjang ingatan saya, sebelum saya menikah, setiap hari raya, saya harus meladeni para tamu yang datang, karena kami selalu Open House.  Ya, karena ayah adalah anak laki-laki tertua, banyak sekali kerabat yang menyambangi rumah kami, terlebih ketika kakek dan nenek sempat tinggal bersama kami.

Untungnya, selalu ada asisten yang tidak pulang kampung, jadi, kami tidak terlalu sibuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.  Paling hanya menyuguhkan, duduk mengobrol menemani tamu dan sibuk berramah tamah.

Nah, setelah tidak tinggal dengan ayah lagi, saya justru yang akan datang ke rumah ayah, kemudian diam di sana, karena akan banyak bertemu para kerabat.  Begitu ayah wafat, dan jabatan saya semakin tinggi, mulai banyak anak buah yang bertanya, apakah saya melakukan open house, karena mereka ingin bertandang.  Wah, saya menolak mentah-mentah!  Jangankan open house di hari raya, boss saya saja minta saya melakukan house warming (a party celebrating a move to a new home) saja saya tolak, apalagi ini,  hehehe.

Bayangkan, pada hari raya, biasanya para asisten pulang kampong, jadi saya lah yang mengerjakan semua pekerjaan.  Jadi, yang ada malahan saya akan super sibuk meladeni dan ketika para tamu pulang, kebayang, saya harus cuci piring.  Kalau dulu waktu tinggal dengan almarhuman tante di Maui, kita terbiasa pakai piring kertas, gelas kertas, dll, sehingga tidak pernah repot mencucinya, tinggal buang, sekali pakai saja.  Namun, di sini, apalagi ketika hari raya, kayaknya kurang patut deh.  Jadi, yang ada, kita harus mencuci piring, gelas, dll.  Jadi mohon maaf, saya tidak pernah tertarik untuk melakukan open house.

Nah, ketika sudah tidak menjabat lagi, tidak ada pertanyaan open house lagi.  Ya iyalah yaw, siapa yang merasa penting untuk berkunjung ke rumah saya?  Haha….

Tapi, bagi saya tidak ada bedanya, mau saya jadi pejabat atau pengangguran, saya tetap tidak akan melakukan open house.  Sorry, we’re closed….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...