Wisdom


Wisdom: knowledge that is gained by having many experiences in life; the natural ability to understand things that most other people cannot understand; knowledge of what is proper or reasonable; good sense or judgment

Ketika masih menjadi staf, saya suka memperhatikan big boss, karena dia senang sekali menyampaikan kalimat-kalimat yang menyentuh.  Pasti karena dia sudah makan asam garam kehidupan.  Begitu pula penerusnya, sungguh bijaksana, terlihat wisdom nya.  Para big boss ini juga mempunyai nilai-nilai, punya visi dan mengukur sesuatunya tidak selalu dengan uang, namun sangat memperhatikan sisi lain perusahaan, tidak semata-mata keuntungan.  Benar-benar terlihat wisdom nya.

Tapi lama kelamaan, di sini sekarang, pejabat atau pimpinan makin muda usianya.  Bagus sih, karena masih lebih kuat, semangat, dll.  Namun, apakah mereka punya wisdom?

Walaupun saya punya teman yang bernama Wisdom, karena orang tuanya ingin sekali anaknya tumbuh menjadi wisdom, artinya dia telah memiliki wisdom sejak kecil, hehe, namun itu hanyalah sebuah nama.  Belum tentu semua orang bisa punya wisdom dalam kurun waktu atau umur yang sama. Karena, wisdom is not a product of schooling but of the lifelong attempt to acquire it (Albert Einstein), jadi wisdom itu kan tidak bisa dipelajari, namun diperoleh dengan makan asam garam kehidupan.  Bagaimana para pemimpin “kemarin sore” ini bisa punya wisdom?  

Saya sendiri mengalami beberapa kali pergantian rezim di perusahaan.  Rezim yang terakhir memang pimpinannya masih muda, jadi saya meragukan apa dia punya wisdom.  Benar saja, dengan segala ketamakannya, dia membangun kerajaannya.  Tidak peduli pada orang-orang yang pernah berjasa padanya, dia tikam juga dari belakang.  Kemudian dia pun mengangkat orang-orangnya dengan segala cara.  Walaupun belum memenuhi syarat jadi pimpinan, dia mengusahakan agar lembaga penguji mengatur agar orang-orangnya jadi top ranking.  Betul-betul menyeramkan.  Hasilnya?  Sampai sekarang, perusahaan menjadi terpuruk karena dipimpin oleh orang-orang yang belum siap, yang belum punya wisdom….

Benar-benar bentuk penghancuran yang maha dahsyat.  Perusahaan yang dibangun dan dibesarkan secara susah payah oleh para pendahulunya, hancur dalam waktu singkat.  Namun, saya sangat percaya, bahwa ini hanyalah jalan pendewasaan, semuanya akan lebih baik, time will heal.  Akan muncul orang-orang yang punya wisdom yang nantinya akan jadi pimpinan.  Mudah-mudahan, saya selalu mendoakan.  Amin…


The first step of acquisition of wisdom is silence, the second is listening, the third memory, the forth practice, the fifth teaching others – Solomon Ibn Gabriol

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...