Biar Tuhan yang mengatur

Saya berteman dengan dia sejak kami sama-sama bekerja di pabrik.  Kami tidak satu bagian, tapi kami cepat akrab, mungkin karena kami seumur.  Sayangnya, dia tidak lama bekerja di pabrik, malahan dia pindah ke bank.  Sebelum pindah, dia memanasi saya dengan berkata, kalo mau maju, kerja di perusahaan multinasional dong, jangan di sini aja!

Benar, saya pun tertantang dan akhirnya sempat pindah bekerja ke perusahaan multi nasional.

Walaupun kami sudah tidak sekantor lagi, hubungan kami cukup baik.  Apalagi kami sempat bertemu lagi di bidang usaha yang sama, yaitu perwakilan bank asing.  Dan setelah social media menjamur, kami menjalin hubungan lagi dan sangat akrab.

Kami sering berbisnis bersama, sejak dari awal bekerja di pabrik, sampai sekarang.  Apapun yang dia tawarkan saya pasti menerima, begitu juga sebaliknya.

Namun, sebenarnya yang paling berkesan bagi saya adalah cara dia memandang hidup.  Sepertinya dia sangat tahan banting, dan tidak pernah terlihat susah, walaupun saya tahu betul permasalahan hidupnya.  Bersamanya saya jadi merasa, masalah saya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya.  Bersamanya saya jadi merasa, tidak ada masalah yang harus dikhawatirkan.

Ketika saya punya masalah keluarga, saya sempat ragu curhat padanya, karena saya pikir, kok masalah saya terlihat sepele dibandingkan dengan masalahnya.  Namun, setelah saya bercerita, reaksinya sungguh mengejutkan, dia bilang, lo hebat ya, gw pasti ga tahan kalo dapat masalah seperti itu.

Sungguh aneh, saya melihat masalah dia lebih berat, dia malah memuji saya.

Yang juga membuat saya kagum, dia tidak pernah berubah sifat dan sikapnya saat berada di posisi karir yang tinggi.  Tetap mau berteman dengan teman-teman lamanya.  Tetap menjadi teman yang baik, yang selalu siap membantu siapapun yang sedang membutuhkan pertolongan.  Sebaliknya, ketika sedang di bawah pun, dia tidak pernah berubah sifat dan sikapnya.  Tetap mau membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan, walaupun dirinya dalam keterbatasan.

Satu hal yang saya baru tau belakangan, rupanya dia sangat mendengarkan saya terkait masalah dengan mantannya.  Pernah suatu hari dia ditantang teman-temannya untuk menelpon mantannya setelah 10 tahun tidak bertemu.  Dia agak ragu dan bertanya pada saya, minta pendapat saya.  Saya hanya berkata, jangan, biar Tuhan yang mengatur.  Dia pun setuju.

Saya baru tau beberapa tahun kemudian, bahwa dia menurut pada saya.  Walaupun kami berbeda agama, ternyata dia melihat saya sebagai orang yang taat beribadah, sehingga dia menurut pada saya.  Lucunya, pada saat dia menceritakan bahwa dia menurut saya, dia mendebat saya, padahal kalopun gw telpon mantan dan nyambung,  itu juga jalan Tuhan, itu Tuhan yang mengatur.  Benar juga pikir saya.

Di masa-masa dia mempunyai masalah yang sangat berat, saya justru semakin dekat dengannya.  Saya sering menyapanya untuk sekedar bertanya apa kabarnya.  Karena, saya pernah tidak bertemu selama 1 bulan lamanya dan ketika bertemu, dia sudah punya banyak bisnis, banyak kegiatan yang katanya untuk menyalurkan stressnya atas masalah beratnya.  Dia cuma bilang, gw harus punya banyak pengalihan isu, supaya ga nangis doang, meratapi masalah gw yang kayaknya ga selesai-selesai.  Setuju kawan, dirimu harus bisa mengisi hari-harimu dengan produktif.  Walaupun jujur saja, lebih mudah mengatakannya daripada harus menjalaninya sendiri.

Sekarang, dia menyalurkan stressnya dengan menulis di blog, setiap hari dia akan memposting tulisannya.  Saya menjadi pembaca setianya dan selalu akan bertanya padanya apabila hari itu belum ada posting, saya jadi addicted pada tulisannya.  Sungguh, membaca ceritanya, mendengarkan celotehnya membuat saya lebih kuat.  Dan saya pun jadi semakin ingin agar masalah dia cepat selesai.  Saya tidak bisa membantu apa-apa, kecuali doa yang selalu saya panjatkan untuk dia, agar dia segera terbebas dari masalah ini, karena saya hanya bisa pasrahkan semuanya pada Tuhan, biar Tuhan yang mengatur…...

To my dearest friend, I always pray for you, God bless you……

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...