Well prepared
Orang bilang, saya well prepared, tapi di sisi lain, saya
merasa, karena saya orangnya tidak terlalu rapi, maka saya tidak well
prepared. Wong saya tidak well managed
file saya, bagaimana mau well prepared?
Saya juga memiliki belasan polis asuransi, bukan karena saya memang membutuhkan, tapi lebih karena saya tidak tega menolak agen asuransinya. Namun orang melihatnya, saya punya banyak asuransi karena saya "well prepared". Sampai seorang teman berkomentar: jangan-jangan dirimu lebih berharga ketika mati daripada hidup. Haha.
Ketika unit kerja saya akan dibubarkan, saya memetakan seluruh pegawai di unit kerja saya, kemana mereka harus dialokasikan. Saya bahkan memberikan 3 alternatif untuk setiap pegawai. Walaupun sempat ada beberapa pegawai yang protes, karena mereka ingin memilih tempat yang menurut mereka enak, saya berkeras bahwa saya sudah memetakan mereka berdasarkan kompetensi masing-masing, Hal itu sangat diapresiasi oleh Kepala Divisi SDM di kantor, karena itu benar-benar meringankan pekerjaannya. Dan akhirnya, anak buah saya juga sangat bersyukur, karena mereka ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kompetensinya.
Terlepas dari pendapat orang, di beberapa kesempatan, saya
memang tergolong “well prepared”.
Terinspirasi dari teman saya yang selalu menyiapkan pakaian
kerjanya untuk seminggu ke depan, saya membuat Daftar Baju untuk sebulan! Lebay
memang, tapi, setiap pagi saya tidak pusing memilih-milih pakaian untuk
bekerja. Ayah dulu terheran-heran
melihat ada kertas berisi tabel saya tempelkan di lemari.
Waktu saya jelaskan alasannya, ayah tertawa
dan bilang, harusnya kamu punya baju cukup 2 saja, jadi malah ga bingung mau
pakai baju apa. Enak saja si ayah.
Saya juga memiliki belasan polis asuransi, bukan karena saya memang membutuhkan, tapi lebih karena saya tidak tega menolak agen asuransinya. Namun orang melihatnya, saya punya banyak asuransi karena saya "well prepared". Sampai seorang teman berkomentar: jangan-jangan dirimu lebih berharga ketika mati daripada hidup. Haha.
Ketika unit kerja saya akan dibubarkan, saya memetakan seluruh pegawai di unit kerja saya, kemana mereka harus dialokasikan. Saya bahkan memberikan 3 alternatif untuk setiap pegawai. Walaupun sempat ada beberapa pegawai yang protes, karena mereka ingin memilih tempat yang menurut mereka enak, saya berkeras bahwa saya sudah memetakan mereka berdasarkan kompetensi masing-masing, Hal itu sangat diapresiasi oleh Kepala Divisi SDM di kantor, karena itu benar-benar meringankan pekerjaannya. Dan akhirnya, anak buah saya juga sangat bersyukur, karena mereka ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kompetensinya.
Saya juga terkenal selalu menyiapkan alternatif-alternatif
tindakan apa yang harus diambil oleh Direksi dalam setiap penugasan saya. Pernah ada forum para Kepala Unit yang
memprotes Direksi kami, karena mereka menilai pengambilan keputusan terlalu
lama. Jawab Dirut kami, karena mereka
tidak memberikan alternatif pilihan tindakan sebagaimana yang selalu saya
lakukan. Dirut kami bilang, dalam hal
pengambilan keputusan di bidang yang saya tangani, keputusan bisa dibuat dalam
1 hari saja. Saya sempat kaget, selama
ini saya pikir semua Kepala Unit kerja di kantor saya melakukan hal yang sama
seperti saya, ternyata mereka tidak.
Dan ketika saya dikejutkan dengan permasalahan hukum yang
menimpa saya, saya sempat bingung apa yang harus saya lakukan. Untunglah, seorang teman mengingatkan saya
agar selalu well prepared. Begitu memperoleh dakwaan, saya membuatkan matriks,
supaya lebih mudah menganalisanya, menyiapkan bukti-bukti dan justifikasinya. Hal ini yang saya serahkan ke penasihat hukum
saya, agar mereka mudah membacanya.
Setiap sidang, kami menyiapkan daftar pertanyaan, lengkap
dengan alternatif pengembangan pertanyaan apabila jawabannya sesuai atau tidak
sesuai dengan yang kami inginkan. Akhirnya ini menjadi budaya di kantor
penasihat hukum saya. Sehingga banyak
orang yang menilai, kami adalah tim yang “well prepared”.
Dan ketika sudah sampai di ujung perjalanan saya, saya
berusaha berbicara dengan kedua anak saya mengenai kemungkinan terburuk yang
akan terjadi. Si kecil berkata: nanti
kalau harus membela diri, ngomongnya yang
baik ya Ma, seperti kalau sedang bujuk aku.
Jangan seperti kalau lagi marah.
Bilangnya, sayang….. So sweet…..
Sedangkan si sulung berkata: apapun yang terjadi, aku tetap
sayang Mama. So sweet….
Speechless again…..
Komentar
Posting Komentar