Catatan seorang teman: Living in the court

Ketika mendapatkan panggilan untuk sidang di pengadilan, saya galau sekali.  Kebayang harus datang ke tempat yang sangat banyak diliput, seperti yang saya lihat di televisi. Saya membesarkan hati dan berkata dalam hati: get used to it! You have to live with it!

Hari pertama memang agak gentar juga kaki melangkah, namun untungnya, karena kami bertemu dulu di gedung sebelah dan beramai-ramai dengan lawyer dan teman-teman memasuki gedung, perasaan takut agak berkurang.  Memang benar perkataan seorang teman, selalu ada yang pertama.  Setelah itu saya pasti akan terbiasa.

Setelah beberapa kali menjalani sidang, saya akhirnya bisa "hidup" di sana.  Saya menjadi terbiasa berjam-jam dari pagi hingga malam hari menunggu jadwal sidang.  Saya terbiasa untuk menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang produktif.  Saya juga mengamati orang-orang yang datang ke sana dan mencoba melihat peluang bisnis di sana.  Banyak mantan pejabat di sana, sehingga banyak peluang untuk berbisnis.  Sudah ada beberapa rencana di kepala saya untuk memperoleh bisnis di sini.  Saya pun berkesempatan berfoto dengan beberapa tokoh masyarakat.

Saya juga jadi memperhatikan orang-orang yang datang ke sini.  Ada kenalan saya yang saking takutnya menginjakkan kakinya di sini sampai menyamar, pakai jaket dan topi, supaya tidak dikenali.  Padahal dia bukan orang terkenal, tidak ada yang berusaha mendekati dia. Di sini terlalu banyak orang terkenal, sehingga orang-orang seperti saya menjadi "nobody" di sini dan justru hal inilah yang membuat saya dapat dengan tenang melangkah ke tempat ini di hari-hari selanjutnya.  Banyak juga para pendukung atau loyalis tokoh-tokoh yang sedang bersidang di sini, sehingga suasana menjadi hiruk pikuk

Penampilan orang pun bermacam-macam.  Namun, saya paling senang mengamati penampilan para lawyer. Ada lawyer yang tampil perlente, flamboyan, sampai yang sama sekali tidak nampak sebagai lawyer.  Lawyer untuk tokoh-tokoh yang banyak diliput biasanya berjumlah banyak dan relatif masih muda-muda.  Saya diberi tahu bahwa kebanyakan dari mereka tidak dibayar, mereka volunteer, karena ingin mendapatkan nama dengan menjadi lawyer orang terkenal. Para lawyer kadang bekerja sama di satu kasus, namun bisa jadi di kasus lain malah berseberangan.

Di sini pula saya belajar banyak hal, menilai orang-orang sekitar, menilai aparat penegak hukum.  Dari kasus-kasus yang menurut saya terlalu remeh untuk diurus, sampai kasus-kasus rekayasa yang sangat kentara rekayasanya sehingga orang awam seperti saya pun dapat melihat rekayasanya. Namun ada juga kasus yang menyentuh perasaan, seperti kasus-kasus yang menimpa rakyat kecil yang hanya terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan, atau rakyat kecil yang tidak tahu menahu namun dimanfaatkan pihak lain.  Tak jarang, saya meneteskan air mata melihat kejadian-kejadian ini.  Di tempat ini pula lah saya jadi berpikir untuk mengambil kuliah hukum, agar bisa berperan di sini, terutama agar dapat membantu orang-orang yang kurang beruntung.

Untuk menyamankan diri, saya membawa banyak gadget sehingga tetap bisa berhubungan dengan "dunia luar".  Saya juga membawa banyak peralatan perawatan kecantikan, untuk mengisi waktu sambil merawat wajah dan promosi tentunya.  Di sisi lain, saya juga banyak mendapat penawaran produk kecantikan dari pengunjung yang lain.  Kadang-kadang kami menunggu berjam-jam di musholla, atau menonton sidang para tokoh, atau nongkrong di cafe sebelah yang mbak pelayannya sangat hafal dengan kami, karena bisa nongkrong berjam-jam hanya dengan memesan es teh manis.

Transaksi-transaksi kecil pun akhirnya terjadi, dari perkenalan dengan orang-orang yang berdatangan ke sana. Pembicaraan dengan teman-teman sambil menunggu sidang pun juga membuahkan hasil.  Mulai dari memasarkan produk MLM saya, produk bunga saya, sampai akhirnya saya menjadi pemegang saham perusahaan milik teman-teman.  Teman-teman pun mungkin mendapatkan pekerjaan dari para lawyer yang sering nongkrong di sana menunggu waktu sidang. Benar-benar saya "hidup" di sini.

Dengan berjalannya waktu, tentunya semuanya akan segera berakhir.  Terlepas apa vonis yang akan saya hadapi, saya merasa ada sesuatu yang hilang dari hidup saya.  Namun, di penghujung waktu ini saya juga menyadari bahwa saya akan menghadapi babak baru dalam hidup saya, so be prepared!

To my best friend, be strong....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...