Never ever give up
By Ngakan Made Oka Dhyana
Saat awal saya mulai
mengenal ibu ini lebih dekat pada saat masuk sebagai pemimpin yang mengurus
kepentingan manusia insani perusahaan.
Panggilan akrab saya waktu itu adalah ‘mba bukan ibu,
walaupun ibu adalah Pimpinan saya tapi saya lebih akrab memanggil dengan mba, kalau
di Bali dipangil ‘mbok = pangilan kakak kesayangan perempuan. Kalau kakak
laki-laki, Bli = mas, abang.
Si ‘mba masuk ke HRD mengalahkan keberanian laki-laki di perusahaan,
karena sebelum si ‘mba memimpin HRD dulu saya ingat beberapa mantankepala
cabang luar negeri ditawari memimpin dan tidak ada yang bersedia karena katanya “takut
ngurus SDM”, lantas sebagai the last choice (plan B) saya ditawari waktu itu
dan saya juga tidak bersedia/ belum mampu. Akhirnya plan C si ‘mba yang memimpin kita di HRD.
Kurun waktu 3 tahun saat si ‘mba memimpin Divisi HRD, saya
baru merasa bangga atas diri sendiri,
punya kebanggaan sebagai seorang HR bukan sebagai tukang catat, tukang
ketik (personalia), sebagaimana kata-kata seorang direktur pada waktu saya baru
1-2 th bekerja di sini.
Kenapa demikian?
Karena ilmu SDM yang saya pelajari, saya “rekam” atau saya pelajari itu dari
beberapa gaya memimpin dari mantan-mantan pimpinan sebelumnya dan training-training
HR, baru saya dapat implementasikan berkat kepercayaan yang si mba berikan.
Dari kepemimpinan si ‘mba lahirlah satu sistem pengelolaan
SDM dengan basis kompetensi (MSDM-BK), yang sebelumnya kita belum punya model
pengelolaan sdm dalam bentuk pilihan tertentu.
Untuk Aspek SDM, banggalah si ‘mba bahwa si ‘mba telah meninggalkan model/system
pengelolaan SDM yang masih dipakai perusahaan sampai dengan saat ini.
Banyak hal yang telah si ‘mba tinggalkan di HRD, seperti:;
pola penilaian kinerja, pola insentif kerja, dll. Yang merupakan karya hasil
dari team work dan trust yang si ‘mba berikan
pada team saya di HRD.
Pelajaran lainnya adalah saya diberikan keleluasaan dan
kebebasan untuk melakukan restrukturisasi di cabang yang sebelumnya saya belum
punya pengalaman untuk negoisasi dan menghadapi teman-teman sesama angkatan saya,
satu sisi sebagai manusia sangat sedih dan sisi lain ini adalah tugas yang
harus saya jalani dan harus berhasil.
Namun berkat kepercayaan penuh yang diberikan si ‘mba, saya
dapat melaksanakan tugas tanpa adanya keributan yang berarti di cabang,
walaupun sampai saya pernah dijuluki “malaikat pencabut nyawa yang dingin”. Dan
setiap saya ke cabang lainnya, selalu ditakuti kalau ada program2 seperti itu.
Banyak kenangan yang saya dapatkan bekerja dengan si ‘mba,
sebagai seorang wanita yang berhati seperti baja tapi punya perasaan yang
sangat lembut dan perhatian. Berhati
baja; karena apapun persoalan kalau itu diyakini kebenarannya, maka si mba
akan menghadapinya dengan tak gentar walaupun risiko besar menghadangnya.
Lembut dan perhatian, sebagai wanita pada umumya cepat terenyuh, dan sangat
perhatian dengan bawahan, teman. Apabila bawahan/teman butuh bantuan, si ‘mba tak
segan akan merogoh koceknya atau memberikan saran atau petunjuk dll.
Saya dapat pelajaran; bagaimana kita diajari bersikap dan
mengambil keputusan, bagaimana kita harus bisa memisahkan persoalan pribadi
dengan kedinasan, .
Di saat saya “nyaman” di suatu tempat, dan ragu untuk
mengambil risiko (posisi/jabatan SDM) si ‘mba mendorong dan “memberikan saya
ruh” untuk mampu mengambil risiko tersebut dengan caranya sendiri, yaitu
“dipaksa keluar dari HRD untuk belajar ke Operasi, dan ditarik kembali ke HRD beberapa
bulan kemudian untuk dipercaya memimpin teman-teman HRD bersama-sama mengelola
SDM korporasi.
Inti dari pelajaran yang saya petik dalam hal ini adalah,
“pemimpin yang memberikan kepercayaan dan mengakui kompetensi anak buahnya akan
mampu memotivasi anak buah untuk selalu berinovasi, untuk memberikan yang
terbaik untuk pimpinannya dan unit kerjanya khususnya dan perusahaan umumnya.
Waktu si ‘mba mempimpin unit kerja yang lain, saya masih si
‘mba perhatikan dan tetap diberikan bantuan untuk aspek-aspek tertentu, apabila
menemukan kesulitan.
Hingga si ‘mba ditetapkan menjadi pimpinan, saya masih tetap
mendapatkan perhatian si ‘mba, misalnya
saat hari raya lebaran tiba pasti ada buah tangan yang sampai ke saya walaupun saya
sudah menjadi pimpinan HRD.
Saya menilai si ‘mba adalah pimpinan satu-satunya wanita
yang mempunyai warna dan sikap yang unik, dan punya karakter pemimpin yang
beda.
Dalam kurun waktu itulah sudah banyak hal baik yang telah
saya terima dari si ‘mba dan kurun waktu ini terasa singkat saya rasakan. Namun banyak hal yang belum mampu saya balas atas
kebaikan yang telah si ‘mba berikan ke saya. Hanya satu-satunya yang mampu saya berikan
adalah DOA; setiap pagi saya dan
anak-anak saya sebelum berangkat ke kantor/ke sekolah selalu berdoa (sembahyang). Nah, dalam doa tersebut saya mohonkan juga
moga si ‘mba diberikan selalu kesehatan, keselamatan, kedamaian serta kekuatan
dalam menghadapi cobaan ini dan dibukakan pintu kebenaran.
Yang salah akan dihukum dan yang benar diberikan jalan
terbaik. Yakinlah Kebenaran akan muncul pada saatnya yang tepat.
Dengan berakhirnya masa kerja si ‘mba, saya harap
pertemanan, persaudaraan yang telah dibangun sekian lamanya tetap dipelihara
dengan baik melalui silahturahmi.
Saya mohon dimaafkan
apabila dalam berinteraksi selama ini saya banyak berbuat dan berkata kurang
baik dan mengecewakan ‘mba, moga segala kebaikan ‘mba akan mendapat balasan
yang setimpal dariNya.
Saya petikkan beberapa
kata motivasi & doa dari Mario Teguh, moga mampu mensupport ‘mba
dalam menjalani kehidupan kedepan:
“Orang
yang berserah diri kehadapanNya, tidak lagi memiliki dirinya tetapi memiliki
semuanya yang dimiliki Tuhan”.
“Janganlah
putus asa jika menghadapi kesulitan, karena setiap tetes air hujan yang jernih
berasal dari awan yang gelap.”
DOA
“Tuhanku
Yang Maha Melapangkan,
Ingin rasanya aku
menyerah,
Melepaskan semua ini
dan,
Membiarkan diriku
hilang
Dalam ketidak
pedulian.
Tapi aku tak mungkin
ikhlas
Membiarkan jiwa baikku
ini rusak.
Sebetulnya aku hanya
letih
Dan sedikit merasa tak
disayangi
Tapi aku tahu,
Engkau mencintaiku
Tuhan,
Lapangkanlah dadaku,
Teduhkan wajahku,
Dan tinggikan
derajatku.
Amiin
Tuhan / Allah
bersamamu
Komentar
Posting Komentar