Happiness is just a tear drop away
Yang saya heran, sudah berjuta-juta air mata yang saya
tumpahkan, tapi mengapa rasanya kebahagiaan belum datang juga. Saya jadi berpikir, apakah saya yang tidak
menyadari bahwa kebahagiaan saya datang sehabis saya menangis?
Saya ingat, tangisan saya cukup terkenal di kantor. Waktu ada mantan boss saya yang resign,
teman-teman bilang, nanti di buku kenangan, di bagian tulisan saya, akan ada
noda tetesan air mata. Hahaha. Benar saja, ketika harus mewakili teman-teman
memberikan sambutan, saya hanya tahan membaca 2 paragraf, sisanya sudah
menangis, sehingga saya diminta duduk oleh pak Dirut dan sambutan saya
dibacakan oleh karyawati lainnya. Apakah
setelah tangisan itu saya bahagia? Ga juga tuh….
Saya ingat juga, saya menangis ketika marah atau kesal, atau
membaca cerita sedih atau menonton film atau sinetron. Tapi, tetap saja setelah itu saya tidak
merasa bahagia.
Mungkin harus dibuat uraian lebih spesifik, apa yang
dimaksud dengan kalimat itu, air mata
yang mana yang membawa kebahagiaan.
Namun saya pikir, semua itu hanya persepsi belaka dan tidak perlu saya
pikirkan lagi.
Malam ini tiba-tiba ibu menelpon sambil menangis….
Saya jarang sekali mendapati ibu menangis, jadi, apabila ibu
sampai menangis, artinya sudah begitu berat beban beliau.
Ibu memang sangat kuat, begitu banyak tempaan hidup mulai
dari beliau masih kecil. Ibu bilang ibu
cengeng, tapi saya jarang melihat ibu menangis.
Berbeda dengan saya yang memang cengeng, saya merasa sering sekali
menangis. Tapi saya baru menyadari,
bahwa ternyata, saya mencontoh ibu, tidak pernah menangis di depan anak-anak.
Dan ketika kembali saya mengingat kata-kata di atas, saya
pikir, saya bukannya tidak menyadari kebahagiaan saya, namun sebenarnya saya
sudah memilih untuk tidak menangis, saya berusaha kuat untuk menahan tangis,
tapi apa daya, saya tidak bisa menahannya.
Saya sebenarnya memilih untuk tersenyum menghadapi semuanya, karena saya
percaya, strength is when you have so much to cry for, but you choose to smile
instead.
Nah, mungkin itu yang lebih tepat, saya terlahir dengan gen
kuat dari ibu, begitu kata teman saya. Jadi
kebahagiaan saya tidak tergantung pada jumlah tetes air mata yang jatuh. Saya berbahagia karena saya memilih untuk
bahagia di tengah tangis dan senyum.
Happiness is a choice, you cannot choose what
happens, but you can choose your reaction to it and be happy.
Happiness is a choice; it's your own frame of
mind. So if you're unhappy, it's because you choose not to be.
Komentar
Posting Komentar