Believe it or else!


Dari kecil banyak kejadian yang masuk kategori gaib yang ada di sekitar saya.  Nenek saya katanya punya indera ke enam, yang kemudian diturunkan ke anak bungsunya.  Di jajaran cucunya, katanya kakak saya yang mendapatkan hal itu.  Banyak orang bilang, orang-orang seperti itu punya kelebihan, tapi saya selalu nyeleneh bilang, orang-orang ini justru punya kekurangan, karena ada yang lupa ditutup.  Kita-kita yang normal, yang tidak punya indera keenam, justru beruntung karena ditutup.

Saya sering merasa kasihan kepada orang-orang seperti itu.  Saya ingat, ketika masih kecil, salah seorang teman ayah sering menderita karena dapat melihat mahluk halus bila kita sedang menginap si Puncak.  Dia terlihat gelisah, sementara kami yang lainnya dapat bersantai.  Maklum, villa yang kami tempati adalah rumah peninggalan Belanda.  Kami sering dilarang bermain ayunan, karena katanya kami menduduki seorang, tapi karena kami masih kecil, kami sering mengacuhkannya.

Di lingkungan keluarga, Nenek sering mendapat petunjuk apabila akan ada musibah yang menimpa salah satu anggota keluarga.  Bahkan nenek bercerita, ketika kakek menikah lagi, nenek mendapat bisikan-bisikan.  Rupanya kalau nenek, petunjuknya selalu datang lewat bisikan.  Lain lagi dengan tante yang katanya dapat melihat mahluk halus, tapi tidak banyak cerita berkesan yang bisa saya ingat. Sementara kakak saya, biasanya mendapatkan petunjuk lewat mimpi.

Saya sendiri tidak berbakat dan tidak berminat dengan hal-hal gaib.  Namun ada beberapa mimpi saya yang membekas, yaitu ketika ayah meninggal, malam harinya saya bermimpi anak bungsu saya meninggal dan jasadnya mengapung di bak mandi.  Saya menjadi ekstra hati-hati menjaga anak saya yang ketika itu masih berumur 1 tahun.  Namun ternyata, ayah saya lah yang meninggal hari itu.  Dan yang membuat saya bangga, kakak saya sang cenayang, malah tidak mendapatkan petunjuk.  Mimpi lain yang berkesan adalah ketika saya akan menjual usaha peternakan ayam milik almarhum ayah, saya bermimpi ayah datang dan memohon saya untuk menunda penjualan sampai 2 bulan dengan alasan, ayah masih ingin tinggal di sana selama 2 bulan.  Saya cukup terganggu dengan mimpi itu, sehingga sempat menunda penjualan.  2 bulan kemudian kami menerima gugatan dari perusahaan lain yang mengklaim bahwa tanah itu adalah milik mereka.  Saya baru mengerti arti mimpi saya, bahwa ayah sedang menyelamatkan saya.  Terbayang oleh saya, apabila saya telah menjual tanah tersebut dan kemudian ada gugatan, pasti pembelinya akan menuntut saya.  Kemudian saya sering bermimpi tentang ayah, namun sepertinya hanya bunga tidur dan bukan petunjuk sama sekali.  Apalagi ketika saya bermimpi ayah menanyakan kepada saya, mau dijemput dimana? Wah, saya langsung meyakinkan diri sendiri, bahwa itu hanya bunga tidur!

Di kantor pun saya punya teman yang bisa melihat.  Jadi, kalau jalan di lorong, dia akan terlihat sering menghindari sesuatu yang tidak terlihat.  Bahkan dia pernah meminta saya untuk memindahkan filing cabinet yang saya letakkan di kolom antara 2 tiang.  Katanya, ada yang terjepit di sana. Hi, saya merinding dibuatnya.

Di kantor juga ada seorang teman yang memang punya keahlian seperti itu.  Ketika saya hamil anak kedua, dia bilang bayinya laki-laki.  Saya sibuk denial, karena saya ingin sekali anak perempuan. Dia bilang, anak ketiga baru anak perempuan dan kalau saya memang ingin punya anak ketiga, jaraknya hanya 1 tahun.  Ternyata memang benar, anak kedua saya laki-laki, namun saya sudah tidak sanggup lagi untuk punya anak ketiga, karena saya merasa sudah masuk dalam umur yang cukup berisiko untuk hamil.  Teman ini juga yang bermimpi saya berenang di air keruh, dan tak lama, saya diberhentikan dari pekerjaan saya dan malah menghadapi kasus hukum yang cukup berat.  Tapi satu hal yang saya ingat dari dia, dia pernah bilang bahwa ada lelaki yang menunggu saya, kalau di bak truk tulisannya: kutunggu jandamu.  Nah, yang ini pun saya tunggu-tunggu. Haha. Cukup membuat saya besar kepala.

Ada juga suami teman saya yang tiba-tiba menelpon dan menceritakan panjang lebar bahwa guru spiritualnya menyatakan bahwa saya akan menjadi "orang" di masa yang akan datang, namun suami saya mungkin akan jadi penghambat. Ups!  Jadi saya diminta untuk berpikir ulang tentang suami saya. Ckckck.

Kemudian saya berkenalan dengan seorang perempuan cenayang ini.  Awal pertemuannya juga tidak sengaja. Tapi perempuan ini kemudian sering "bacain" saya,  dan akhirnya kami menjadi teman akrab.  Dan dengan teman inilah banyak hal menarik terjadi.  Teman saya ini sering nyeletuk hal-hal yang tidak terduga.  Bisa kejadian, pagi-pagi telpon hanya menceritakan suatu hal yang sepertinya ga nyambung.  Juga kadang-kadang bbm hal yang tidak terduga namun kemudian tidak mau ditanya lebih lanjut.  Satu hal yang saya ingat dia bilang, bahwa saya adalah orang pilihan.  Saya adalah pengemban amanah dari para leluhur saya.  Para leluhur saya punya unfinished business yang harus diselesaikan para keturunannya.  Di level kakek saya ada seorang pejuang, sementara di generasi saya, saya lah yang terpilih.  Saya protes keras, saya bilang, begitu banyak sepupu saya, kenapa saya yang harus menjalani? Kenapa bukan salah seorang sepupu saya yang memang seorang tokoh masyarakat?  Dan saya juga protes, yang punya unfinished business kan para leluhur, kenapa sih mereka tidak menyelesaikan urusannya?  Kenapa harus saya yang menyelesaikan?  Begitu banyak protes saya kepada teman saya itu, yang saya tahu, tidak mungkin bisa dijawab, tidak bisa menggunakan logika.

Dia juga pernah bilang, saya akan kembali ke perusahaan saya yang lama dan akan jadi orang nomor satu di sana.  Saya protes keras, karena saya tidak ingin kembali ke perusahaan itu! Dengan segala penderitaan yang sudah saya jalani lebih dari satu tahun, masak saya harus kembali ke sana? Itu pelecehan, kata saya.  Saya harusnya ditempatkan di perusahaan yang lebih besar.  Seperti biasa, sang sobat tidak menjawab, malahan mengganti topik pembicaraan.

Kembali, malam ini tiba-tiba sang sobat bbm saya dan mengirimkan sebuah foto dan bilang, orang inilah yang akan membantu saya menapaki karir lagi. Wow! Saya tidak mengenal siapa orang di foto itu. Seperti biasa, saya mendebat dia, tapi dia tidak meladeni. 

Sudahlah, hal-hal seperti ini memang tidak bisa kita perdebatkan, semuanya kembali ke diri kita masing-masing, apakah akan percaya atau tidak.  Saya sendiri memilih untuk mempercayai yang bagus-bagus saja, untuk yang buruk-buruk, saya tidak percaya dan berdoa semoga tidak terjadi. So, believe it or else, haha!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...