Miracles did happen, and will do…..
Aku adalah seorang ibu yang mempunyai 4 orang anak.
Tiap anak berbeda-beda jalan hidupnya dan semuanya aku rekam dalam
hatiku. Dalam menjalani hidupku,
beberapa kali aku mendapatkan keajaiban, mendapatkan mukjizat, diantaranya berkaitan dengan anak-anakku.
Bayiku dibawa ke kamar bayi, dokter pulang, suster-suster dan bidan pergi semua untuk melakukan tugasnya masing-masing. Karena hari masih pagi, sekitar pukul 6.30, suster yang dinas siang belum datang. Tiba-tiba aku merasa aku mengompol. Malu sekali aku, karena terasa aku terendam dalam cairan hangat yang kukira urine. Kupanggil suster, tak ada yang datang. Untunglah rombongan suster yang dinas siang mulai berdatangan. Aku minta maaf karena sudah mengompol dan minta tolong diambilkan kain pengganti di tasku. Aku juga merasa lemas dan ingin tidur. Suster yang kusapa langsung membuka selimut lalu berteriak: ' bloeding!' Berdatanganlah suster-suster yang lain, baik yang jaga malam maupun yang jaga siang mengurusiku: ada yg mengukur banyaknya darah yang keluar dengan menakarnya dengan gelas ukur, ada yang pasang infus di lengan kanan dan lengan kiriku, ada yang menelepon dokter dan ada yang mengganti bajuku. Sewaktu-waktu pipiku ditampar kalau aku mulai mengantuk. 'Ibu tdk boleh tidur, bangun bu!' Kejam nian mereka pikirku, padahal aku rasanya ngantuk sekali. Aku juga dimarahi karena menyuruh keluargaku pulang jadi tak ada yang bisa menyumbang darah.
Jam bezoek tiba, semua keluarga heran mengapa aku masih di VK dan diinfus kiri-kanan. Bidan menerangkan bahwa mereka tidak bisa menghubungi keluarga karena tak ada keluargaku yang menjaga, padahal kami belum punya telpon, sehingga sulit untuk dihubungi. Bidan pun menjelaskan bahwa aku telah selamat dari bahaya maut karena perdarahan sebanyak satu setengah liter lebih. Kami sekeluarga bersyukur aku masih diberi umur dan anakku sehat. Sungguh suatu mukjizat bagiku.
Mukjizat lainnya terjadi pada anakku yang ke 4, satu-satunya anak lelakiku, yang sangat aku dambakan selama belasan tahun.
Beberapa bulan menjelang anakku yang ke-3 lahir, Mamaku
mengatakan : karena kau akan melahirkan
anak ke-3, maka jalani hidup ini dengan hati2. “Een derde kind is een byzonder
kind”. (Artinya : anak ketiga adalah anak luar biasa). Sebab menurut Mama
kehadirannya sering bersama dengan beberapa komplikasi, baik pada si ibu maupun
pada anaknya. Mama kehilangan anaknya yang ke-3, dan beliau tak pernah mau
membicarakan penyakitnya. Begitupun ibu
mertuaku, kehilangan anak ke-3 nya juga.
Hari H pun tiba, aku merasa oke saja, jadi kedua orang
sepupu suami yang ditugasi menjagaiku di RS kusuruh pulang. Memang suami tak kuizinkan mengantar karena
menjaga kedua anak-anak kami, yaitu anak yang nomor 1 dan nomor 2. Toh ini sudah pengalaman yang ketiga kalinya
aku melahirkan.
Dokter memeriksa dan meyakinkanku bahwa kelahiran sudah
dekat. Dan benarlah, anakku perempuan dan lahirnya mudah sekali. Dengan sigap suster
melapnya dan dibedong, kemudian pipi bayiku diletakkan kebibirku dan aku
mencium anakku yang cantik dengan rambut keriting seperti suamiku, mertuaku dan
Mama.
Bayiku dibawa ke kamar bayi, dokter pulang, suster-suster dan bidan pergi semua untuk melakukan tugasnya masing-masing. Karena hari masih pagi, sekitar pukul 6.30, suster yang dinas siang belum datang. Tiba-tiba aku merasa aku mengompol. Malu sekali aku, karena terasa aku terendam dalam cairan hangat yang kukira urine. Kupanggil suster, tak ada yang datang. Untunglah rombongan suster yang dinas siang mulai berdatangan. Aku minta maaf karena sudah mengompol dan minta tolong diambilkan kain pengganti di tasku. Aku juga merasa lemas dan ingin tidur. Suster yang kusapa langsung membuka selimut lalu berteriak: ' bloeding!' Berdatanganlah suster-suster yang lain, baik yang jaga malam maupun yang jaga siang mengurusiku: ada yg mengukur banyaknya darah yang keluar dengan menakarnya dengan gelas ukur, ada yang pasang infus di lengan kanan dan lengan kiriku, ada yang menelepon dokter dan ada yang mengganti bajuku. Sewaktu-waktu pipiku ditampar kalau aku mulai mengantuk. 'Ibu tdk boleh tidur, bangun bu!' Kejam nian mereka pikirku, padahal aku rasanya ngantuk sekali. Aku juga dimarahi karena menyuruh keluargaku pulang jadi tak ada yang bisa menyumbang darah.
Terlintas dalam pikiranku, mungkin inilah yang Mama dulu
peringatkan, yaitu bisa ada komplikasi. Lalu aku berdoa: ya Allah ridhoi aku
memelihara sendiri anakku ini. Jangan ambil aku dulu. Amin.
Jam bezoek tiba, semua keluarga heran mengapa aku masih di VK dan diinfus kiri-kanan. Bidan menerangkan bahwa mereka tidak bisa menghubungi keluarga karena tak ada keluargaku yang menjaga, padahal kami belum punya telpon, sehingga sulit untuk dihubungi. Bidan pun menjelaskan bahwa aku telah selamat dari bahaya maut karena perdarahan sebanyak satu setengah liter lebih. Kami sekeluarga bersyukur aku masih diberi umur dan anakku sehat. Sungguh suatu mukjizat bagiku.
Mukjizat lainnya terjadi pada anakku yang ke 4, satu-satunya anak lelakiku, yang sangat aku dambakan selama belasan tahun.
Pagi itu aku dan anak lelakiku sedang menemani bayi adik
iparku yang berada di dalam box. Kemudian masuklah truk kami yang membawa 1 ton telur ayam dari peternakan kami. Anakku yang berumur 3 tahun senang sekali bermain
di dalam truk sambil pura-pura menyetir. Aku memang lengah, kupikir supirnya masih di
situ. Tiba-tiba truk menyala dan
menabrak tembok dan meluncur ke halaman tetangga dan anakku sudah berada di
bawah truk. Dengan sigap aku suruh anak
sulungku meminta uang pada ayahnya dan aku menyupir sendiri ke RSCM, karena supir
kami merasa lemas lututnya karena sempat menyaksikan kejadian itu. Aku tidak boleh panik, aku ambil alih tugas
supirku, yang kupikirkan hanyalah segera membawa anakku ke RSCM. Anakku dipangku kakak sulungnya duduk di kursi
belakang. Anak bungsuku berkata, aku
ngantuk kak, aku mau tidur. Kakak
sulungnya membujuknya untuk tidak tidur, anak sulungku sangat takut apabila
adiknya tidur selamanya.
Sesampainya di RSCM, kulihat badan anakku. Tampak jelas jejak
ban truk dipunggungnya. Mungkin banyak organ yang rusak jadi harus dibedah.
Kebetulan sahabat suami adalah dokter bedah di RSCM. Sahabat suamiku mengkonsulkan anakku ke dokter bedah anak. Setelah memeriksa anakku, dijadwalkan malam
itu juga dioperasi. Kami menunggu dengan waswas. Setelah 15 menit anakku dibawa keluar ruang
operasi. Dokter bedah anak bilang, anakku hanya diobservasi saja karena
ternyata tak ada perdarahan di organ-organ dalam. Setelah 3 hari dirawat di
bagian anak RSCM, lalu di Rontgen, ternyata organ-organnya utuh. Kami tak
habis pikir, truk bermutan 1 ton telur melindas badan anak kami, namun
alhamdulillah anak kami selamat.
Beberapa
hari setelah anak kami pulang dari perawatan, supir truk kami mengatakan bahwa
ketika ia akan mengangkat anak kami, tampak olehnya 2 buah bata dari tembok yang
ditabrak mengapit anak kami, sehingga
truk hanya melintasi badan anak kami.
Jadi organ-oragan dalam anak kami tidak sampai rusak, karena ban truk
melintas di atas batu-batu bata yang mengapitnya. Subhanallah.
Mukjizat lainnya aku alami ketika aku tersesat pada perjalanan ibadah hajiku.
Mukjizat lainnya aku alami ketika aku tersesat pada perjalanan ibadah hajiku.
Selesai melempar jumroh, kami berjalan santai ke perkemahan
karena hari masih pukul 3 pagi. Ketua rombongan mengatakan masih ingin tidur
sebelum sholat subuh. Kami mempersilahkan beliau berjalan lebih dulu dengan
jamaah lain yang ingin cepat sampai kemah . 'Tahu jalan pulang kan?' tanya
beliau. 'In syaa Allah' jawab kami. Kan tadi kami sudah menghafalkan jalan-jalan yang
kami lalui. Setelah melewati terowongan tak lama kemudian kami sampai di
perempatan. Kami 6 orang ibu-ibu mulai
berdebat, tak ada yang sepakat apakah harus terus, belok kanan atau kiri. Di
jalan tak ada manusia seorangpun kecuali 1 orang asykar laki-laki yang tinggi
besar dan mukanya kelihatan galak.
'Yuk kita tanya dia', kataku. 'Pake bahasa apa?' tanya salah seorang teman.
'Pake bahasa Inggris' kataku.
'Emang dia bisa?' tanya yg lain. Aku tidak menyahut tapi langsung menghampirinya.
'Emang dia bisa?' tanya yg lain. Aku tidak menyahut tapi langsung menghampirinya.
'Assalamu'alaikum. Excuse me, I think we are lost. We don't
know the way to our place,'kataku. 'Where are you from?' dia balik bertanya. 'Indonesia' kataku. Kemudian mulailah dia menunjuk ke deretan
kemah-kemah di sebelah kananku dan berkata :'Look, there are the Philippines,
and further are the Malaysians, so the Indonesians should be at the end of this
street.' Aku bilang: 'Syukron' yang dijawab : 'Afwan' olehnya.
Betapa leganya kami ketika sampai di kemah dan kami
semua langsung bersujud syukur. Namun,
ternyata ada hal yang aneh. Menurut
teman2 yang bersama aku, asykarnya tak terdengar berbahasa Inggris, tapi mereka
dengar aku yang berbahasa Inggris. Artinya, keajaiban sudah terjadi, aku bisa
berkomunikasi dengan 2 bahasa yang berbeda!
Suamiku yang datang kemudian berkata, mungkin benar aku berbahasa Inggris
dan asykarnya berbahasa Arab, tapi ada malaikat yang jadi penterjemah. Kamipun
tertawa lega. Alhamdulillah.
Dengan ketiga keajaiban yang aku alami, aku percaya bahwa
akan ada keajaiban-keajaiban lainnya.
Saat ini, putri ketiga ku, yang aku lahirkan melalui mukjizat, sedang
dirundung masalah yang sangat berat. Aku
terus berdoa untuknya agar tetap yakin, bahwa mukjizat itu ada……
To my daughter, I’m
very proud of you. It is an honor to us,
me and daddy, to raise you. I always
pray for you. Believe me, miracles did
happen, and will do…..
Komentar
Posting Komentar