Miracles did happen, and will do…..

Aku adalah seorang ibu yang mempunyai  4 orang anak.  Tiap anak berbeda-beda jalan hidupnya dan semuanya aku rekam dalam hatiku.  Dalam menjalani hidupku, beberapa kali aku mendapatkan keajaiban, mendapatkan mukjizat, diantaranya berkaitan dengan anak-anakku.

Beberapa bulan menjelang anakku yang ke-3 lahir, Mamaku mengatakan :  karena kau akan melahirkan anak ke-3, maka jalani hidup ini dengan hati2. “Een derde kind is een byzonder kind”. (Artinya : anak ketiga adalah anak luar biasa). Sebab menurut Mama kehadirannya sering bersama dengan beberapa komplikasi, baik pada si ibu maupun pada anaknya. Mama kehilangan anaknya yang ke-3, dan beliau tak pernah mau membicarakan penyakitnya.  Begitupun ibu mertuaku, kehilangan anak ke-3 nya juga.

Hari H pun tiba, aku merasa oke saja, jadi kedua orang sepupu suami yang ditugasi menjagaiku di RS kusuruh pulang.  Memang suami tak kuizinkan mengantar karena menjaga kedua anak-anak kami, yaitu anak yang nomor 1 dan nomor 2.  Toh ini sudah pengalaman yang ketiga kalinya aku melahirkan.

Dokter memeriksa dan meyakinkanku bahwa kelahiran sudah dekat. Dan benarlah, anakku perempuan dan lahirnya mudah sekali. Dengan sigap suster melapnya dan dibedong, kemudian pipi bayiku diletakkan kebibirku dan aku mencium anakku yang cantik dengan rambut keriting seperti suamiku, mertuaku dan Mama.

Bayiku dibawa ke kamar bayi, dokter pulang, suster-suster dan bidan pergi semua untuk melakukan tugasnya masing-masing. Karena hari masih pagi, sekitar pukul 6.30, suster yang dinas  siang belum datang. Tiba-tiba aku merasa aku mengompol.  Malu sekali aku, karena terasa aku terendam dalam cairan hangat yang kukira urine. Kupanggil suster,  tak ada yang datang.  Untunglah rombongan suster yang dinas siang mulai berdatangan.  Aku minta maaf karena sudah mengompol dan minta tolong diambilkan kain pengganti di tasku.  Aku juga merasa lemas dan ingin tidur.  Suster yang kusapa langsung membuka selimut lalu berteriak: ' bloeding!' Berdatanganlah suster-suster yang lain, baik yang jaga malam maupun yang jaga siang mengurusiku: ada yg mengukur banyaknya darah yang keluar dengan menakarnya dengan gelas ukur, ada yang pasang infus di lengan kanan dan lengan kiriku, ada yang menelepon dokter dan ada yang mengganti bajuku. Sewaktu-waktu pipiku ditampar kalau aku mulai mengantuk. 'Ibu tdk boleh tidur, bangun bu!' Kejam nian mereka pikirku, padahal aku rasanya ngantuk sekali.  Aku juga dimarahi karena menyuruh keluargaku pulang jadi tak ada yang bisa menyumbang darah.

Terlintas dalam pikiranku, mungkin inilah yang Mama dulu peringatkan, yaitu bisa ada komplikasi. Lalu aku berdoa: ya Allah ridhoi aku memelihara sendiri anakku ini. Jangan ambil aku dulu. Amin.

Jam bezoek tiba, semua keluarga heran mengapa aku masih di VK dan diinfus kiri-kanan.  Bidan menerangkan bahwa mereka tidak bisa menghubungi keluarga karena tak ada keluargaku  yang menjaga, padahal kami belum punya telpon, sehingga sulit untuk dihubungi.  Bidan pun menjelaskan bahwa aku telah selamat dari bahaya maut karena perdarahan sebanyak satu setengah liter lebih. Kami sekeluarga bersyukur aku masih diberi umur dan anakku sehat.  Sungguh suatu mukjizat bagiku.

Mukjizat lainnya terjadi pada anakku yang ke 4, satu-satunya anak lelakiku, yang sangat aku dambakan selama belasan tahun.

Pagi itu aku dan anak lelakiku sedang menemani bayi adik iparku yang berada di dalam box. Kemudian masuklah truk kami yang membawa  1 ton telur ayam dari peternakan kami.  Anakku yang berumur 3 tahun senang sekali bermain di dalam truk sambil pura-pura menyetir.  Aku memang lengah, kupikir supirnya masih di situ.  Tiba-tiba truk menyala dan menabrak tembok dan meluncur ke halaman tetangga dan anakku sudah berada di bawah truk.  Dengan sigap aku suruh anak sulungku meminta uang pada ayahnya dan aku menyupir sendiri ke RSCM, karena supir kami merasa lemas lututnya karena sempat menyaksikan kejadian itu.  Aku tidak boleh panik, aku ambil alih tugas supirku, yang kupikirkan hanyalah segera membawa anakku ke RSCM.  Anakku dipangku kakak sulungnya duduk di kursi belakang.  Anak bungsuku berkata, aku ngantuk kak, aku mau tidur.  Kakak sulungnya membujuknya untuk tidak tidur, anak sulungku sangat takut apabila adiknya tidur selamanya.

Sesampainya di RSCM, kulihat badan anakku. Tampak jelas jejak ban truk dipunggungnya. Mungkin banyak organ yang rusak jadi harus dibedah. Kebetulan sahabat suami adalah dokter bedah di RSCM. Sahabat suamiku mengkonsulkan anakku ke dokter bedah anak.  Setelah memeriksa anakku, dijadwalkan malam itu juga dioperasi. Kami menunggu dengan waswas.  Setelah 15 menit anakku dibawa keluar ruang operasi. Dokter bedah anak bilang, anakku hanya diobservasi saja karena ternyata tak ada perdarahan di organ-organ dalam. Setelah 3 hari dirawat di bagian anak RSCM, lalu di Rontgen, ternyata organ-organnya utuh. Kami tak habis pikir, truk bermutan 1 ton telur melindas badan anak kami, namun alhamdulillah anak kami selamat.  

Beberapa hari setelah anak kami pulang dari perawatan, supir truk kami mengatakan bahwa ketika ia akan mengangkat anak kami, tampak olehnya 2 buah bata dari tembok yang ditabrak mengapit anak kami, sehingga truk hanya melintasi badan anak kami.  Jadi organ-oragan dalam anak kami tidak sampai rusak, karena ban truk melintas di atas batu-batu bata yang mengapitnya. Subhanallah.

Mukjizat lainnya aku alami ketika aku tersesat pada perjalanan ibadah hajiku.

Selesai melempar jumroh, kami berjalan santai ke perkemahan karena hari masih pukul 3 pagi. Ketua rombongan mengatakan masih ingin tidur sebelum sholat subuh. Kami mempersilahkan beliau berjalan lebih dulu dengan jamaah lain yang ingin cepat sampai kemah . 'Tahu jalan pulang kan?' tanya beliau. 'In syaa Allah' jawab kami. Kan tadi kami sudah menghafalkan jalan-jalan yang kami lalui. Setelah melewati terowongan tak lama kemudian kami sampai di perempatan. Kami 6 orang ibu-ibu  mulai berdebat, tak ada yang sepakat apakah harus terus, belok kanan atau kiri. Di jalan tak ada manusia seorangpun kecuali 1 orang asykar laki-laki yang tinggi besar dan mukanya kelihatan galak.

'Yuk kita tanya dia', kataku.  'Pake bahasa apa?' tanya salah seorang teman. 'Pake bahasa Inggris' kataku.
'Emang dia bisa?' tanya yg lain. Aku tidak menyahut tapi langsung menghampirinya.

'Assalamu'alaikum. Excuse me, I think we are lost. We don't know the way to our place,'kataku. 'Where are you from?' dia balik bertanya.  'Indonesia' kataku.  Kemudian mulailah dia menunjuk ke deretan kemah-kemah di sebelah kananku dan berkata :'Look, there are the Philippines, and further are the Malaysians, so the Indonesians should be at the end of this street.'  Aku bilang: 'Syukron'  yang dijawab : 'Afwan' olehnya.

Betapa leganya kami ketika sampai di kemah  dan kami semua langsung bersujud syukur.  Namun, ternyata ada hal yang aneh.  Menurut teman2 yang bersama aku, asykarnya tak terdengar berbahasa Inggris, tapi mereka dengar aku yang berbahasa Inggris. Artinya, keajaiban sudah terjadi, aku bisa berkomunikasi dengan 2 bahasa yang berbeda!   Suamiku yang datang kemudian berkata, mungkin benar aku berbahasa Inggris dan asykarnya berbahasa Arab, tapi ada malaikat yang jadi penterjemah. Kamipun tertawa lega. Alhamdulillah.

Dengan ketiga keajaiban yang aku alami, aku percaya bahwa akan ada keajaiban-keajaiban lainnya.  Saat ini, putri ketiga ku, yang aku lahirkan melalui mukjizat, sedang dirundung masalah yang sangat berat.  Aku terus berdoa untuknya agar tetap yakin, bahwa mukjizat itu ada……


To my daughter, I’m very proud of you.  It is an honor to us, me and daddy, to raise you.  I always pray for you.  Believe me, miracles did happen, and will do…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...