Jingga


Mama adalah orang yang sangat optimis dan selalu bersemangat, bahkan salah seorang teman sekantor Mama bilang, Mama sangat patriotik.  Aku sendiri tidak mengerti kenapa Mama dibilang sangat patriotik dan apa yang membuat Mama dianggap sangat patriotik.  Bagiku, bersama Mama selalu hidup, seru dan bahagia.  Waktu Mama iseng-iseng foto aura, ternyata aura Mama berwarna jingga, yang kalau diterjemahkan adalah sangat duniawi.  Keterangan di foto aura Mama adalah “Orange: productive, physical and creative expression, adventurer, business, enjoyment”.  Aku tidak heran, memang benar, Mama sangat enerjik, senang tertawa dan menyanyi.

Ya, Mama memang punya energi dan semangat yang tinggi.  Sebagai ibu bekerja, yang jadwal kerjanya sangat padat, Mama selalu menyempatkan diri untuk memantau perkembangan anak-anaknya, aku dan Ade, mulai dari kami masih bayi sampai sekarang.

Pada saat kami lahir sampai dengan usia kurang lebih 3 bulan, selama cuti melahirkan, Mama mengurus kami sendiri, mulai dari memandikan, mengganti popok, menidurkan, dan lain lain.  Mama melakukan semuanya dengan penuh suka cita.  Mama juga memberi kami ASI, walaupun Mama sudah masuk bekerja kembali.  Mama tidak pernah berhenti memompa ASI di kantor sampai ASI nya habis, yaitu pada saat aku berusia 15 bulan dan Ade berusia 13 bulan. Pada saat masih menyusui, Mama selalu mengusahakan agar tidak ada perjalanan dinas luar kota yang menginap.  Kalaupun ada, Mama berusaha menyiapkan ASI yang sudah disimpan di kulkas selama Mama pergi.

Setiap kami kontrol ke dokter, Mama mengantarkan, sehingga Mama selalu tahu perkembangan kami, dari mulai tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.  Setiap kami bertambah pintar, seperti mulai berjalan, berbicara, dan lain lain, selalu Mama monitor.  Pengasuh kami akan segera menelepon Mama apabila kami terlihat bertambah keterampilan.  Mama pun rutin menelpon kami di rumah, baik dari kantor maupun pada saat Mama melakukan perjalanan dinas ke luar kota atau ke luar negeri.

Waktu aku masih kecil, Mama selalu membawa aku apabila Mama harus dinas ke luar kota atau luar negeri.  Makanya, walaupun baru berumur 5 tahun, aku sudah pernah pergi ke Batam, Bali, Yogyakarta, Medan, Surabaya, maupun ke Brunei, Singapura, Malaysia, Australia dan lain-lain.  Namun setelah aku masuk SD, agak sulit buat Mama untuk sering minta izin dari sekolah, karena khawatir akan tertinggal pelajarannya.  Berbeda denganku, Ade tidak pernah Mama bawa pada saat perjalanan dinas, karena sudah ada aku di rumah yang dapat menemaninya.  Namun, Mama tetap mengusahakan untuk tidak menginap.  Mama terbiasa berangkat naik pesawat paling pagi dan pulang naik pesawat paling akhir.  Bahkan Mama pernah  melakukan perjalanan ke Singapura, kemudian ke Johor Baru Malaysia dan kembali ke Jakarta pada hari yang sama, demi kami, anak-anaknya.

Hubungan kami sangat dekat. Mama yang mengantar kami di hari pertama masuk sekolah di kelompok bermain maupun TK. Mama selalu menyiapkan pakaian dan tas sekolah kami sampai kami kelas 3 SD dan memeriksa tas kami setelah kami lebih besar,    untuk memastikan tidak ada buku atau tugas yang tertinggal.  Mama juga rela tidur lebih malam hanya untuk membantu kami membuat tugas atau PR, terutama tugas-tugas pekerjaan tangan, yang Mama yakin kami, sebagai anak laki-laki, kurang kreatif dan kurang terampil membuatnya.

Aku ingat, setiap ada di rumah, Mama selalu berinteraksi dengan kami, baik mengawasi kami membuat PR, maupun bermain bersama, bernyanyi bersama, sampai sholat bersama.  Kami berdua sangat senang bermain komputer, begitu pula Mama, sehingga kami sering bermain komputer bersama Mama.  Kami juga senang berenang, sehingga pada saat liburan, kami sering mengunjungi tempat-tempat berenang, terutama tempat yang baru, pasti akan segera kami kunjungi.  Mama juga tidak pernah lupa untuk mencicipi wahana-wahana yang cukup menyeramkan, seperti meluncur dari ketinggian yang cukup tinggi, dan dia akan berteriak lepas penuh bahagia.

Kami juga sering berbelanja bersama, terutama untuk kebutuhan sehari-hari, dan tentu saja, membeli game komputer, yang merupakan hobi kami bersama.  Biasanya Mama menitipkan aku dan Ade di toko game komputer dan Mama berbelanja keperluan sehari-hari.  Mama memang kurang suka berbelanja barang-barang keperluannya sendiri seperti tas, sepatu, kosmetik, sebagaimana perempuan lainnya.  Mama juga tidak pandai menawar, sehingga Mama lebih senang berbelanja di tempat yang harganya sudah pas.  Mama hanya berbelanja baju apabila baju kantornya sudah kekecilan, atau membeli sepatu apabila sepatunya sudah mulai sobek atau menganga.  Namun, Mama selalu menyempatkan diri berbelanja keperluan kami, atau kalau sedang di luar kota atau luar negeri, Mama selalu menyempatkan berbelanja oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman kantornya.

Cara Mama memandang dunia sangat optimis, tidak pernah takut, karena Mama sangat percaya bahwa hidup sudah diatur oleh Tuhan, sehingga kita hanya menjalaninya.  Mama selalu positive thinking, tidak gampang menyerah dan selalu punya cara untuk menyikapi kesusahan yang dihadapi.

Mama memandang uang dengan ringan.  Mama selalu bilang, kita hidup ”pas-pasan”, artinya pas kita butuh pas kita dapatkan uangnya.  Sungguh pandangan yang optimis tentang uang!  Hal inilah yang selalu Mama tanamkan pada anak-anaknya mengenai uang.  Dengan prinsip seperti itu, Mama jarang belanja bulanan, Mama belanja kalau perlu, jadi bisa jadi hari ini belanja, besok belanja lagi, atau sebulan tidak belanja sama sekali.  Sungguh aneh, pikirku, karena ibu-ibu temanku biasa belanja bulanan.  Kadang aku berpikir, apa Mama tidak punya perencanaan sama sekali?

Mama jarang terlihat depresi, ataupun stress karena urusan kantor.  Kata Mama, apabila dia sudah di rumah dan melihat kami berdua, dia akan lupa semua masalahnya di kantor.  Tapi, yang aku tahu, Mama saat ini sangat depresi karena urusan kantor.  Aku tidak bisa membantu Mama, namun aku hanya bisa berdoa supaya Mama tetap bisa bersama-sama dengan kami.

I love you Mom.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...