Do it yourself!
Dari kecil, orang tua saya mengajari saya untuk mandiri, kerjakan semuanya sendiri! Do it yourself! Selama bisa dikerjakan sendiri, walaupun banyak dayang-dayang di rumah, kerjakan saja sendiri. Prinsip itu yang akhirnya menyadarkan saya untuk turun tangan sendiri, do it myself.
Waktu masih kecil, memang hanya tugas-tugas di rumah saja
yang harus saya kerjakan sendiri, seperti membereskan kamar, mencuci pakaian,
atau mencuci piring, walaupun kadang-kadang kalau sedang malas, tetap minta tolong
dayang-dayang. Selama tidak keterlaluan,
ibu biasanya pura-pura tidak tahu.
Ajaran ini sangat berguna ketika saya kost, maupun ketika
kuliah di luar negeri, dimana semuanya harus saya kerjakan sendiri.
Di kejadian-kejadian lalinnya, ternyata saya dihadapkan pada
kenyataan bahwa ternyata apabila ingin segala sesuatunya beres, harus saya lakukan sendiri. Contohnya adalah ketika saya mengelola
peternakan almarhum ayah, saya harus mencari supplier sendiri, mengurus
perizinan sendiri, bahkan negosiasi hutang sendiri. Begitu juga ketika punya bisnis sendiri, saya
harus turun tangan sendiri.
Begitu pula dalam pekerjaan di kantor, banyak hal yang akhirnya
saya harus turun tangan langsung, baru beres.
Sampai seorang teman bilang, you are the one who gets thing done no
matter what, even when most people would stop and rest.
Ya, memang saya sering mengerjakan tugas-tugas yang mungkin
rekan kerja saya tidak bersedia mengerjakannya.
Walaupun di lubuk hati, saya pun engan melakukannya, namun apa boleh
buat, karena itu tugas yang diembankan ke pundak saya, saya harus
menyelesaikannya dengan baik.
Namun dari semua kejadian tersebut, yang justru sangat menyita
pikiran, tenaga dan hati nurani, bahkan kadang air mata saya adalah hal-hal yang berkaitan dengan
hukum. Waktu saya dihadapkan pada kasus
hukum tanah orang tua saya, saya menanganinya sendiri. Saya ke tempat-tempat yang sebelumnya tidak
pernah saya kunjungi. Saya mencari akses
untuk menemui orang-orang yang saya rasa bisa membantu saya. Sebagai seorang perempuan, saya agak kikuk
dan sebenarnya sangat takut berhubungan dengan para aparat penegak hukum. Namun, itu lah satu-satunya cara untuk
memperjuangkan hak orang tua saya, jadi semuanya saya jalani dengan ikhlas.
Kemudian, saya pun mendapatkan tugas yang tidak mudah juga,
ketika harus menyelamatkan anak buah saya yang terjerat kasus hukum. Kembali, saya harus menemui orang-orang dari
dunia yang saya tidak kenal sebelumnya.
Sebagai seorang perempuan, saya tidak terbiasa dengan hal-hal seperti
ini, apalagi kasusnya berbeda dari kasus tanah saya, sehingga pihak-pihak yang
saya harus temui berbeda dengan kasus saya.
Namun, demi menyelamatkan anak buah saya, saya terpaksa menjalaninya. Mencari informasi sebanyak mungkin,
mempelajari hukum, mencari literatur dan tentunya networking. Banyak hal baru yang saya temui dan menjadi
pelajaran berharga buat saya.
Dan sekarang, ketika masalah berat menimpa saya, saya hanya
fokus di satu sisi, karena saya pikir sisi lainnya akan ditangani
perusahaan. Saya bergantung kepada
orang-orang di perusahaan yang saya anggap piawai melakukan hal ini, karena
tugas pokok dan fungsinya seperti itu, ternyata saya dikecewakan. Tidak ada yang beres, sehingga musibah pun
akan menimpa saya hanya gara-gara mereka tidak sanggup mengurus permasalahan
ini.
Ketika berita buruk itu sampai di telinga saya, saya pun tak
kuasa menahan tangis. Namun kemudian
sayapun berpikir, tidak ada gunanya meratapi keadaan, saya tidak boleh kalah
dari keadaan. Dan saya pun langsung
bergerak, mencari segala kemungkinan, mulai mencari nomor-nomor telpon orang
yang mungkin bisa membantu saya, dan mulai menemui orang-orang untuk minta
bantuan. Semuanya saya lakukan tanpa air
mata lagi.
Dan ketika tinggal menghitung hari, saya tidak bisa tinggal
diam. Selama ini, saya terlena, saya tergantung pada orang-orang yang saya
pikir punya kemampuan untuk itu, ternyata saya salah. Ternyata, saya harus turun tangan sendiri untuk
mengurus masalah saya. Saya jadi
teringat pesan orang tua saya: Do it yourself, don’t rely on somebody else!
Thank you my friends. You remind me that I am a warrior, have a good
intuition and high endurance, too. Most
of all, you remind me that I am always a champion! I will never give up……
Komentar
Posting Komentar