Little Brother
Little brother,
I
remember when you first came home
Then came another
Little brother of our own.
Then came another
Little brother of our own.
Even
when you break my toys,
You will always be my
Little brothers
'Cause you're younger, we're related, and you're boys
You will always be my
Little brothers
'Cause you're younger, we're related, and you're boys
Even
when you're making too much noise
You will always be my
Little brothers
'Cause you're younger, we're related, and you're boys
You will always be my
Little brothers
'Cause you're younger, we're related, and you're boys
Little
brothers
Little brothers
Little brothers.....
Little brothers
Little brothers.....
(Little
Brothers song from Phineas & Ferb cartoon series)
Lagu
itu terus mengiang-ngiang di telinga. Aq
merasa, hidup aq memang mirip dengan Candace, kakak dari Phineas dan Ferb. Punya 2 adik laki-laki memang seru-seru
sebal. Melihat tingkah lakunya, ikut
nimbrung di kegiatan mereka, memang seru. Tapi kalau mereka sudah berantem,
ribut, benar-benar bikin pusing. Namun,
aq sangat senang memperhatikan kelakuan 2 adikku itu, karena banyak hal yang
justru menjadi inspirasi untukku.
Si
abang memang pengalah, sementara si adik sangat dominan. Si abang sangat cuek, jadi si adik sering
ngambek kalau dicuekin sama si abang.
Hampir semua awal pertengkaran adalah masalah ini, si adik tidak terima
kalau si abang acuh tak acuh. Aq sendiri
sebenarnya termasuk kakak yang cuek, sehingga adik memang jarang bertanya
kepadaku. Buat adik, si abang sumber
informasinya, namun apa daya, abang terkadang sibuk sendiri. Si abang lebih sering pakai earphone
mendengarkan musik, sehingga sering tidak mendengar apabila diajak bicara oleh
adiknya. Adik juga sering mengingatkan
abangnya untuk sholat, walaupun si adik pun sering terlewat waktu
sholatnya. Gaya adik memarahi si abang
memang lucu, karena meniru gaya ibu.
Jadi kadang-kadang aq terpaksa menahan tawa melihatnya.
Perbedaan
mencolok antara abang dan adik adalah ketepatan waktu. Abang lebih santai, mandi saja bisa lama
sekali, sementara adik sangat tepat waktu.
Jadi adik sering memburu-buru abang supaya lebih cepat mandinya. Namun yang aneh, dalam urusan pergi ke
sekolah, si abang lebih cepat. Abang
selalu berangkat pagi-pagi dan tiba di sekolah saat masih sepi, sementara adik
selalu sampai di sekolah tepat waktu, sehingga harus berlari-lari menuju
gerbang tepat sebelum gerbang sekolah ditutup.
Cara
memandang uang juga berbeda, si abang sangat hemat, sementara si adik cenderung
boros. Namun, si abang dengan senang hati
meminjamkan uangnya kepadaku, tapi si adik sangat pelit. Tapi dua-duanya senang
menabung, dan adik sangat bersaing dalam jumlah tabungannya. Dua-duanya senang membeli mainan ketika
kecil, namun si abang sekarang sudah tidak terlalu tertarik.
Kedua
adikku memang senang sekali main game komputer, namun kesukaan mereka
berbeda. Aq pun sebenarnya senang sekali
main game, dan untungnya kami punya banyak gadget, sehingga tidak pernah harus
berebutan. Kami termasuk beruntung
karena sering sekali mendapat hadiah gadget, sehingga tidak perlu membeli
sendiri. Ada cerita sedih soal gadget
ini, si adik waktu itu kesal dengan iPad mini nya karena sering bermasalah,
jadi adik sempat menamakan iPad mini nya sebagai iPad jelek. Adik memang agak emosional sifatnya, sehingga
gampang kesal. Nah, suatu hari, ketika
adik sedang les, adik menitipkan iPad nya kepadaku. Sambil menunggu adik les, aq mengunjungi
department store yang kebetulan sedang ada sale. Saking seriusnya melihat-lihat barang yang
dijual, aq tidak menyadari bahwa iPad adik yang ada di dalam tasku telah
diambil orang. Betapa sedihnya adik atas
kejadian itu. Namun adik mendapat
pelajaran berharga, tidak mau lagi memberi nama yang buruk ke barang-barangnya.
Yang pasti, aq pun mendapat pelajaran
agar lebih berhati-hati dalam menyimpan barang, jangan jadi lalai hanya karena
tergoda sale.
Hal
lain yang mengasyikkan adalah bermain bersama.
Walaupun punya selera permainan yang berbeda, namun kami kadang-kadang bermain
bersama, seperti main monopoli, kartu uno, ular tangga, kartu remi dll. Adik dulunya tidak pernah mau kalah, sehingga
selalu kami mengalah. Biasanya urutan
pemenangnya akan selalu begini: adik, abang dan aq. Aqlah si pecundang. Namun, dengan berjalannya waktu, adik sudah
bisa menerima kekalahan dan menyadari it is just a game. Syukurlah.
Kami
juga senang nonton film kartun yang sama, seperti Spongebob Squarepants, dan
tentunya Phineas and Ferb. Biasanya kami
mendiskusikan apa yang menjadi "pelajaran" yang dapat dipetik dari
film yang kami tonton. Walaupun kami
kadang sebal karena adik terlalu sering bertanya, namun biasanya kami bisa
tetap sabar menjawab semua pertanyaannya.
Persaingan
antara abang dan adik juga sering terjadi.
Untungnya, kebanyakan di masalah prestasi. Adik akan selalu berusaha mengikuti les yang
sama dengan abangnya. Malah di kursus
Kumon, adik ingin sekali dapat piala-piala seperti abang. Namun sebaliknya, abang tidak pernah punya
keinginan menyaingi les-les adik, karena
buat abang, lebih senang santai-santai di rumah. Alhasil, adik les nya banyak sekali,
sementara si abang hanya ikut Kumon dan les musik karena dipaksa orang tua
kami. Adik les renang, robotik, musik,
kumon dan mengaji. Sungguh aq
kadang-kadang tidak habis pikir, si adik kok senang sekali les, belum terapi
yang harus mereka jalani. Abang memang
pernah harus menjalani terapi ketika kecil, namun sekarang sudah tidak lagi,
sementara adik masih harus diterapi.
Satu
hal lagi yang menjadi perhatianku adalah kesukaan jajan. Si abang lebih senang makanan masakan di
rumah, sementara si adik senang sekali jajan.
Namun yang mengharukan, si adik pasti selalu ingat untuk membelikan si abang. Lucunya, abang tidak pernah mau repot, jadi
setiap ditanya mau dibelikan makanan apa, pasti jawabnya ikut si adik
saja. Ini yang sangat aq hargai dari si
abang, tidak mau merepotkan orang tua kami, sehingga selalu ikut pilihan si
adik. Kalau tidak, betapa repotnya orang
tua kami harus membelikan makanan di tempat yang berbeda-beda.
Banyak
hal mengesankan yang aq alami dengan kedua adik ini, terutama apabila kami
bepergian. Mereka berdua sangat kompak,
walaupun sifatnya sangat berbeda. Mereka
tidak pernah saling berjauhan, sehingga ketika si abang pergi berdarma wisata
dengan sekolahnya, si adik sangat gelisah dan kerap mencoba menelepon si
abang. Dan betapa terharunya aq melihat
pertemuan mereka di stasiun atau di bandara ketika si abang kami jemput.
Yah,
ternyata walaupun sering bertengkar, tetap saja mereka saling merindukan ketika
salah satu tidak ada. Aq pun begitu,
walaupun sering dibuat kesal, ketika berjauhan dengan mereka, aq merasa sedih
karena sangat merindukan mereka.
Walaupun mereka tidak sejenius Phineas dan Ferb, dan mereka berkebutuhan
khusus, ADD dan ADHD, aq sungguh beruntung diberikan kedua adik yang baik dan
saling menyayangi.
Little
brothers, I love you both....
Thank you for all child
therapists who dedicated their life for taking care special need children…..
Terinspirasi
dari lagu "Little Brothers" di film kartun Phineas & Ferb.
Komentar
Posting Komentar