Why do you cry?



Sebagai manusia, semua orang pasti pernah menangis.  Semua orang punya alasan untuk menangis.  Saya sendiri, termasuk kategori cengeng.  Sedih, senang, susah, marah, selalu menangis, begitu juga bila membaca cerita sedih, menonton film sedih, bahkan melihat orang lain menangis, saya pun jadi ikut menangis …..

Saya jadi ingat beberapa kejadian yang sangat membekas terkait dengan tangisan saya ini. 

Saya menangis ketika marah pada boss saya, apabila dia memperlakukan saya dengan tidak adil. Atau jika atasan saya memarahi saya atas dasar laporan orang lain, tanpa cek n ricek ke saya dulu, tanpa memberi saya kesempatan membela diri atau menjelaskan dari sisi saya.  Sebaliknya, apabila saya sangat marah pada bawahan saya, saya pun akan menangis.

Saya menangis ketika harus berpisah dengan teman-teman saya, atau ada teman saya yang diberhentikan dari kantor.   Sebaliknya, ketika saya yang diberhentikan, saya tidak menangis, begitu juga ketika harus menyampaikan pidato perpisahan saya, saya tidak menangis.  Namun, biasanya saya akan ikut menangis, begitu yang lainnya menangis.  Jadi di perpisahan saya, akhirnya saya menangis ketika melihat begitu banyak orang yang menangis ketika menyalami saya.  Padahal, buat saya adalah suatu prestasi, bisa menahan tangis pada saat berpidato.

Untuk urusan pribadi, tentu saja saya juga sering menangis.  Ketika suami meninggalkan saya, ketika Ayah meninggal dan lain-lain.  Tapi saya memang biasanya menangis hanya sebentar saja, karena setelah sadar, saya akan berkata dalam hati, tidak ada gunanya menangis.  Apalagi pada saat ayah meninggal, saya tidak punya kesempatan untuk menangis, karena begitu banyak hal yang harus saya urusi terkait pemakamannya  Walaupun, jujur saja, saya menangisi kepergian ayah, 2 hari setelah kematiannya dan benar-benar nangis bombay.  Mungkin setelah 2 hari, saya baru menyadari kehilangan yang amat sangat, karena ayah biasa menelepon setiap hari.  Sampai sekarangpun saya masih sering menangisi ayah.

Ketika saya menghadapi permasalahan hukum dan sempat dikerjain oleh aparat penegak hukum, saya tidak menangis, walaupun akhirnya menangis saking marahnya diperlakukan seperti itu.  Namun, seperti biasa, saya cepat tersadar bahwa menangis itu tidak ada gunanya dan biasanya pikiran saya akan buntu begitu sudah menangis.

Dan beberapa hari yang lalu, mendengar berita sangat buruk yang menimpa saya, saya sangat sedih sekaligus sangat marah, tapi saya bisa menahan tangis saya.  Namun, begitu seorang sahabat terus menangis, saya tidak kuasa, ikut menangis. Sahabat saya bilang, menangis itu manusiawi, menangislah supaya perasaanmu lega.  Barusan pun saya melihat tayangan televisi tentang manfaat menangis yang katanya dapat mengurangi stress.  Saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak, yang pasti, saya tidak suka efek habis menangis karena yang pasti saya jadi pusing dan tidak bisa berpikir, juga muka pasti sembab, apalagi kalau sedang ber make up tebal, pasti jadi belepotan.

Tapi, saya sudah memantapkan hati bahwa saya tidak mau menangisi “nasib” saya kini.  Saya harus kuat, saya harus berjuang, no more tears…..


Please don't cry for me girls, just pray for me....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembolan

Frankly Speaking

On your mark, get set...